Archive for February, 2010

….dan Umar pun menangis

Posted: February 26, 2010 in kisah kisah

Pernahkah anda membaca dalam riwayat akan Umar bin Khatab menangis ?
Umar bin Khatab terkenal gagah perkasa sehingga disegani lawan maupun kawan.
Bahkan konon, dalam satu riwayat,
Nabi menyebutkan kalau Syeitan pun amat segan dengan Umar
sehingga kalau Umar lewat di suatu jalan, maka Syeitan pun menghindar
lewat jalan yang lain.
Terlepas dari kebenaran riwayat terakhir ini, yang jelas keperkasaan Umar
sudah menjadi buah bibir di kalangan umat Islam.
Karena itu kalau Umar sampai menangis tentulah itu menjadi peristiwa yang
menakjubkan.

Mengapa “singa padang pasir” ini sampai menangis ?
Umar pernah meminta izin menemui rasulullah.
Ia mendapatkan beliau sedang berbaring di atas tikar yang sangat kasar.
Sebagian tubuh beliau berada di atas tanah.
Beliau hanya berbantal pelepah kurma yang keras.
Aku ucapkan salam kepadanya dan duduk di dekatnya.
Aku tidak sanggup menahan tangisku.

Rasul yang mulia bertanya, “mengapa engkau menangis ya Umar?”
Umar menjawab, “bagaimana aku tidak menangis.
Tikar ini telah menimbulkan bekas pada tubuh engkau, padahal Engkau ini
Nabi Allah dan kekasih-Nya.
Kekayaanmu hanya yang aku lihat sekarang ini.
Sedangkan Kisra dan kaisar duduk di singgasana emas berbantalkan sutera”.

Nabi berkata, “mereka telah menyegerakan kesenangannya sekarang juga;
sebuah kesenangan yang akan cepat berakhir.
Kita adalah kaum yang menangguhkan kesenangan kita untuk hari akhir.
Perumpamaan hubunganku dengan dunia seperti orang yang bepergian
pada musim panas. Ia berlindung sejenak di bawah pohon, kemudian berangkat
dan meninggalkannya.”

Indah nian perumpamaan Nabi akan hubungan beliau dengan dunia ini.
Dunia ini hanyalah tempat pemberhentian sementara; tempat berteduh sejenak,
untuk kemudian kita meneruskan perjalanan yang sesungguhnya.

Ketika anda pergi ke Belanda, biasanya pesawat akan transit di Singapura.
Atau anda pulang dari Saudi Arabia, biasanya pesawat mampir sejenak
di Abu Dhabi .
Anggap saja tempat transit itu, yaitu Singapura dan Abu Dhabi
merupakan dunia ini.
Apakah ketika transit anda akan habiskan segala perbekalan anda ?
Apakah anda akan selamanya tinggal di tempat transit itu ?

Ketika anda sibuk shopping ternyata pesawat telah memanggil anda untuk
segera meneruskan perjalanan anda.

Ketika sedang terlena dan sibuk dengan dunia ini, tiba-tiba Allah memanggil anda
pulang kembali ke sisi-Nya.
Perbekalan anda sudah habis, tangan anda penuh dengan bungkusan dosa anda,
lalu apa yang akan anda bawa nanti di padang Mahsyar.

Sisakan kesenangan anda di dunia ini untuk bekal anda di akherat.

Dalam tujuh hari seminggu, mengapa tak anda tahan segala nafsu, rasa lapar
dan rasa haus paling tidak dua hari dalam seminggu.
Lakukan ibadah puasa senin-kamis.
Dalam dua puluh empat jam sehari, mengapa tak anda sisakan waktu barang
satu-dua jam untuk sholat dan membaca al-Qur’an.
8 jam waktu tidur ..mengapa tdk kita curi 15 menit saja untuk sholat tahajud.

“Celupkan tanganmu ke dalam lautan,”
saran Nabi ketika ada sahabat yang bertanya tentang perbedaan
dunia dan akherat,
“air yang ada di jarimu itulah dunia, sedangkan sisanya adalah akherat” .

Bersiaplah, untuk menyelam di “lautan akherat”.
Siapa tahu Allah sebentar lagi akan memanggil kita,
Bila saat panggilan itu tiba, jangankan untuk beribadah,
menangis pun kita tak akan punya waktu lagi.

“CINTA TANPA SYARAT”

Posted: February 26, 2010 in menikah yuk..

Anak-anakku, jikalau perkawinan dan hidup di dunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah lagi, tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian di sampingku itu sudah lebih dari cukup,dia telah melahirkan kalian.. (sejenak kerongkongannya tersekat) kalian yang selalu kurindukan hadir di dunia ini dengan penuh cinta yang tidak satupun dapat dihargai dengan apapun..” (Eko Pratomo Suyatno)

Eko Pratomo Suyatno, siapa yang tidak kenal lelaki bersahaja ini? Namanya sering muncul di koran, televisi, di buku-buku investasi dan keuangan. Dialah salah seorang dibalik kemajuan industri reksadana di Indonesia dan juga seorang pemimpin dari sebuah perusahaan investasi reksadana besar di negeri ini.

Dalam posisinya seperti sekarang ini, boleh jadi kita beranggapan bahwa pria ini pasti super sibuk dengan segudang jadwal padat. Tapi dalam note ini saya tidak akan menyoroti kesuksesan beliau sebagai eksekutif. Karena ada sisi kesehariannya yang luar biasa!!!!

Usianya sudah tidak terbilang muda lagi, 60 tahun. Orang bilang sudah senja bahkan sudah mendekati malam, tapi Pak Suyatno masih bersemangat merawat istrinya yang sedang sakit. Mereka menikah sudah lebih 32 tahun. Dikaruniai 4 orang anak.

Dari sinilah awal cobaan itu menerpa, saat istrinya melahirkan anak yang ke empat. tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Hal itu terjadi selama 2 tahun, menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang, lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.

Setiap hari sebelum berangkat kerja Pak Suyatno sendirian memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi dan mengangkat istrinya ke tempat tidur. Dia letakkan istrinya di depan TV agar istrinya tidak merasa kesepian. Walau istrinya sudah tidak dapat bicara tapi selalu terlihat senyum. Untunglah tempat berkantor Pak Suyatno tidak terlalu jauh dari kediamannya, sehingga siang hari dapat pulang untuk menyuapi istrinya makan siang.

Sorenya adalah jadwal memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa saja yg dia alami seharian. Walaupun istrinya hanya bisa menanggapi lewat tatapan matanya, namun begitu bagi Pak Suyatno sudah cukup menyenangkan. Bahkan terkadang diselingi dengan menggoda istrinya setiap berangkat tidur. Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun. Dengan penuh kesabaran dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke 4 buah hati mereka. Sekarang anak- anak mereka sudah dewasa, tinggal si bungsu yg masih kuliah.

Pada suatu hari…saat seluruh anaknya berkumpul di rumah menjenguk ibunya– karena setelah anak-anak mereka menikah dan tinggal bersama keluarga masing-masing– Pak Suyatno memutuskan dirinyalah yang merawat ibu mereka karena yang dia inginkan hanya satu ‘agar semua anaknya dapat berhasil’.

Dengan kalimat yang cukup hati-hati, anak yang sulung berkata:

“Pak kami ingin sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak……bahkan bapak tidak izinkan kami menjaga ibu.” Sambil air mata si sulung berlinang.

“Sudah keempat kalinya kami mengizinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak, dengan berkorban seperti ini, kami sudah tidak tega melihat bapak, kami janji akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian”. Si Sulung melanjutkan permohonannya.

”Anak-anakku…Jikalau perkawinan dan hidup di dunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah lagi, tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian di sampingku itu sudah lebih dari cukup,dia telah melahirkan kalian….(sejenak kerongkongannya tersekat… kalian yang selalu kurindukan hadir di dunia ini dengan penuh cinta yang tidak satupun dapat dihargai dengan apapun. Coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaanya seperti ini ?? Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya seperti sekarang, kalian menginginkan bapak yang masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan ibumu yang masih sakit.” Pak Suyatno menjawab hal yang sama sekali tidak diduga anak-anaknya

Sejenak meledaklah tangis anak-anak Pak Suyatno, merekapun melihat butiran-butiran kecil jatuh di pelupuk mata Ibu Suyatno.. dengan pilu ditatapnya mata suami yang sangat dicintainya itu……

Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada Pak Suyatno kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yg sudah tidak bisa apa-apa….disaat itulah meledak tangisnya dengan tamu yang hadir di studio kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru.

Disitulah Pak Suyatno bercerita : “Jika manusia di dunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian itu adalah kesia-siaan. Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 anak yang lucu-lucu.. Sekarang saat dia sakit karena berkorban untuk cinta kami bersama… dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit…” Sambil menangis

” Setiap malam saya bersujud dan menangis dan saya hanya dapat bercerita kepada Allah di atas sajadah..dan saya yakin hanya kepada Allah saya percaya untuk menyimpan dan mendengar rahasia saya…”BAHWA CINTA SAYA KEPADA ISTRI, SAYA SERAHKAN SEPENUHNYA KEPADA ALLAH”.

sALAM mOTIVASI….www.unindo.com

Syaiful Rosyid,SE, ST.Com

Besi dan Air

Posted: February 26, 2010 in nasehat

Ada dua benda yang bersahabat yaitu Besi dan Air. Besi seringkali berbangga akan dirinya sendiri. Ia sering menyombongkan diri kepada sahabatnya : “Lihat ini aku, kuat dan keras. Aku tidak seperti kamu yang lemah dan lunak” Air hanya diam saja mendengar tingkah sahabatnya.

Suatu hari Besi menantang Air berlomba untuk menembus suatu gua dan mengatasi segala rintangan yang ada di sana.

Aturannya : “Barang siapa dapat melewati gua itu dengan selamat tanpa terluka maka ia dinyatakan menang” Besi dan Air pun mulai berlomba.

Rintangan pertama mereka ialah mereka harus melalui penjaga gua itu yaitu batu-batu yang keras dan tajam. Besi mulai menunjukkan kekuatannya, Ia menabrakkan dirinya ke batu-batuan itu.Tetapi karena kekerasannya batu-batuan itu mulai runtuh menyerangnya dan besipun banyak terluka di sana sini karena melawan batu-batuan itu.

Air melakukan tugasnya ia menetes sedikit demi sedikit untuk melawan bebatuan itu, ia lembut mengikis bebatuan itu sehingga bebatuan lainnya tidak terganggu dan tidak menyadarinya, ia hanya melubangi seperlunya saja untuk lewat tetapi tidak merusak lainnya.
Score Air dan Besi 1 : 0 untuk rintangan ini.

Rintangan kedua mereka ialah mereka harus melalui berbagai celah sempit untuk tiba di dasar gua. Besi merasakan kekuatannya, ia mengubah dirinya menjadi mata bor yang kuat dan ia mulai berputar untuk menembus celah-celah itu. Tetapi celah-celah itu ternyata cukup sulit untuk ditembus, semakin keras ia berputar memang celah itu semakin hancur tetapi iapun juga semakin terluka.

Air dengan santainya merubah dirinya mengikuti bentuk celah-celah itu. Ia mengalir santai dan karena bentuknya yang bisa berubah ia bisa dengan leluasa tanpa terluka mengalir melalui celah-celah itu dan tiba dengan cepat didasar gua. Score Air dan Besi menjadi 2 : 0.

Rintangan ketiga ialah mereka harus dapat melewati suatu lembah dan tiba di luar gua besi kesulitan mengatasi rintangan ini, ia tidak tahu harus berbuat apa, akhirnya ia berkata kepada air : “Score kita 2 : 0, aku akan mengakui kehebatanmu jika engkau dapat melalui rintangan terakhir ini !”

Airpun segera menggenang sebenarnya ia pun kesulitan mengatasi rintangan ini,tetapi kemudian ia membiarkan sang matahari membantunya untuk menguap. Ia terbang dengan ringan menjadi awan, kemudian ia meminta bantuan angin untuk meniupnya kesebarang dan mengembunkannya. Maka air turun sebagai hujan. Air menang telak atas besi dengan score 3 : 0.

Jadikanlah hidupmu seperti air. Ia dapat memperoleh sesuatu dengan kelembutannya tanpa merusak dan mengacaukan semuanya, karena dengan sedikit demi sedikit ia bergerak tetapi ia dapat menembus bebatuan yang keras. Hati seseorang hanya dapat dibuka dengan kelembutan dan kasih bukan dengan paksaan dan kekerasan. Kekerasan hanya menimbulkan dendam dan paksaan hanya menimbulkan keinginan untuk membela diri.

Air selalu merubah bentuknya sesuai dengan lingkungannya, ia flexibel dan tidak kaku karena itu ia dapat diterima oleh lingkungannya dan tidak ada yang bertentangan dengan dia. Air tidak putus asa, Ia tetap mengalir meskipun melalui celah terkecil sekalipun. Ia tidak putus asa. Dan sekalipun air mengalami suatu kemustahilan untuk mengatasi masalahnya, padanya masih dikaruniakan kemampuan untuk merubah diri menjadi uap.

Sumber : http://www.facebook.com/l/281c3;IndoForum.org

HAKEKAT IMAN

Posted: February 26, 2010 in islam

Allah SWT berfirman dalam surah Al-Anfal : 2-4 yang artinya:

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang jika disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal, (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rizki yang kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya.”

Dan pada surah Al-Anfal : 74 yang artinya: “Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rizki (nikmat) yang mulia.”

Dalam ayat-ayat yang pertama Allah menyebutkan orang-orang yang lembut hatinya dan takut kepada Allah SWT ketika nama-Nya disebut, keyakinan mereka bertambah dengan mendengar ayat-ayat Allah. Mereka tidak mengharapkan kepada selain-Nya, tidak menyerahkan hati mereka kecuali kepada-Nya, tidak pula meminta hajat kecuali kepada-Nya. Mereka mengetahui, Dia-lah semata yang mengatur kerajaan-Nya tanpa ada sekutu. Mereka menjaga pelaksanaan seluruh ibadah fardhu dengan memenuhi syarat, rukun dan sunnahnya. Mereka adalah orang mukmin yang benar-benar beriman. Allah menjanjikan mereka derajat yang tinggi di sisi-Nya, sebagaimana mereka juga memperoleh pahala dan ampunan-Nya.

Kemudian dalam ayat yang kedua Allah menyifati para shahabat Rasulullah SAW, baik Muhajirin maupun Anshar dengan iman yang sebenar-benarnya, karena iman mereka yang kokoh dan amal perbuatan mereka yang menjadi buah dari iman tersebut.
Telah kita ketahui bersama lafazh iman, baik secara bahasa maupun menurut istilah. Sebagaimana kita juga mengetahui bahwa madzhab Ahlus Sunnah wal Jama’ah memasukkan amal ke dalam makna iman, dan bahwa iman itu bisa bertambah, juga bisa berkurang. Bertambah karena bertambahnya amal shaleh dan keyakinan dan berkurang karena berkurangnya hal tersebut. Kemudian kita juga mengetahui sebagian besar dalil-dalilnya.
Berikut ini kita akan menambah keterangan tentang makna Islam dan Iman.

ISLAM DAN IMAN

Didalam Islam dan Iman terkumpul agama secara keseluruhan. Sebagaimana Nabi SAW membedakan makna Islam, iman dan ihsan. Dalam hadits Jibril, Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa ia berkata: “Ketika Rasulullah SAW pada suatu hari keluar berkumpul dengan para shahabt, tiba-tiba datanglah Jibril dan bertanya, ‘Apakah iman itu?’ Beliau menjawab, ‘Iman adalah engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan engkau beriman dengan hari Kebangkitan.’

Dia bertanya lagi, ‘Apakah Islam itu?’ Beliau menjawab, ‘Islam adalah engkau menyembah Allah dan tidak berbuat syirik kepada-Nya, engkau mendirikan shalat, membayar zakat yang diwajibkan, puasa Ramadhan dan berhaji ke Baitullah’.

Dia bertanya lagi, ‘Apakah ihsan itu?’ Beliau menjawab, ‘Engkau menyebah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak dapat melihat-Nya maka sesungguhnya Ia melihatmu’.

Dia bertanya lagi, ‘Lalu kapankah Kiamat tiba?’ Beliau menjawab, ‘Orang yang ditanya tentang Kiamat tidak lebih mengetahui daripada si penanya. Tetapi saya beritahukan kepadamu beberapa tandanya, yaitu jika wanita budak melahirkan tuannya, jika para penggembala unta hitam telah berlomba-lomba meninggikan bangunan. (Ilmu tentang) hari Kiamat termasuk dalam lima perkara yang tidak diketahui kecuali oleh Allah’. Kemudian dia pergi, lalu nabi bersabda, ‘Kembalikan dia!’. Tetapi orang-orang tidak melihat sesuatu. Beliau kemudian bersabda, ‘Dia adalah Jibril, datang kemari untuk mengajari manusia tentang agamanya.” (HR. Al-Bukhari, Kitab Al-Iman)

( Dikutip dari http://www.facebook.com/l/281c3;:http://www.gagakmas.org/iman/hakikat.html)

GELAR UNTUK ALI BIN ABI THOLIB

Posted: February 26, 2010 in kisah kisah

Pada suatu ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyatakan bahwa dirinya diibaratkan sebagai kota ilmu, sementara Ali bin Abi Thalib adalah gerbangnya ilmu. Mendengar pernyataan yang demikian, sekelompok kaum Khawarij tidak mempercayainya. Mereka tidak percaya, apa benar Ali bin Abi Thalib cukup pandai sehingga ia mendapat julukan “gerbang ilmu” dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Berkumpullah sepuluh orang dari kaum Khawarij. Kemudian mereka bermusyawarah untuk menguji kebenaran pernyataan Rasulullah tersebut. Seorang di antara mereka berkata, “Mari sekarang kita tanyakan pada Ali tentang suatu masalah saja. Bagaimana jawaban Ali tentang masalah itu. Kita bisa menilai seberapa jauh kepandaiannya. Bagaimana? Apakah kalian setuju?” “Setuju!” jawab mereka serentak. “Tetapi sebaiknya kita bertanya secara bergiliran saja”, saran yang lain. “Dengan begitu kita dapat mencari kelemahan Ali. Namun bila jawaban Ali nanti selalu berbeda-beda, barulah kita percaya bahwa memang Ali adalah orang yang cerdas.”
“Baik juga saranmu itu. Mari kita laksanakan!” sahut yang lainnya. Hari yang telah ditentukan telah tiba.

1.Orang pertama datang menemui Ali lantas bertanya, “Manakah yang lebih utama, ilmu atau harta?” “Tentu saja lebih utama ilmu,” jawab Ali tegas. “Ilmu adalah warisan para Nabi dan Rasul, sedangkan harta adalah warisan Qarun, Fir’aun, Namrud dan lain-lainnya,” Ali menerangkan. Setelah mendengan jawaban Ali yang demikian, orang itu kemudian mohon diri. Tak lama kemudian datang

2.orang kedua dan bertanya kepada Ali dengan pertanyaan yang sama.   “Manakahyang lebih utama, ilmu atau harta?” “Lebih utama ilmu dibanding harta,” jawab Ali.  “Mengapa?”   “Karena ilmu akan menjaga dirimu, sementara harta malah sebaliknya, engkau harus menjaganya.” Orang kedua itu pun pergi setelah mendengar jawaban Ali seperti itu.

3. Orang ketiga pun datang menyusul dan bertanya seperti orang sebelumnya.
“Bagaimana pendapat tuan bila ilmu dibandingkan dengan harta?” Ali kemudian menjawab bahwa, “Harta lebih rendah dibandingkan dengan ilmu?”  “Mengapa bisa demikian tuan?” tanya orang itu penasaran.  “Sebab orang yang mempunyai banyak harta akan mempunyai banyak musuh. Sedangkan orang yang kaya ilmu akan banyak orang yang menyayanginya dan hormat kepadanya.”  Setelah orang itu pergi, tak lama kemudian

4.orang keempat pun datang dan menanyakan permasalahan yang sama. Setelah mendengar pertanyaan yang diajukan oleh orang itu, Ali pun kemudian menjawab, “Ya, jelas-jelas lebih utama ilmu.”  “Apa yang menyebabkan demikian?” tanya orang itu mendesak.  “Karena bila engkau pergunakan harta,” jawab Ali, “jelas-jelas harta akan semakin berkurang. Namun bila ilmu yang engkau pergunakan, maka akan semakin bertambah banyak.”

5.Orang kelima kemudian datang setelah kepergian orang keempat dari hadapan Ali. Ketika menjawab pertanyaan orang ini, Ali pun menerangkan, “Jika pemilik harta ada yang menyebutnya pelit, sedangkan pemilik ilmu akan dihargai dan disegani.”

6.Orang keenam lalu menjumpai Ali dengan pertanyaan yang sama pula. Namun tetap saja Ali mengemukakan alasan yang berbeda. Jawaban Ali tersebut ialah, “Harta akan selalu dijaga dari kejahatan, sedangkan ilmu tidak usah dijaga dari kejahatan, lagi pula ilmu akan menjagamu.”

7.Dengan pertanyaan yang sama orang ketujuh datang kepada Ali. Pertanyaan itu kemudian dijawab Ali, “Pemilik ilmu akan diberi syafa’at oleh Allah Subhaanahu wa Ta’ala di hari kiamat nanti, sementara pemilik harta akan dihisab oleh Allah kelak.”
Kemudian kesepuluh orang itu berkumpul lagi. Mereka yang sudah bertanya kepada Ali mengutarakan jawaban yang diberikan Ali. Mereka tak menduga setelah mendengar setiap jawaban, ternyata alasan yang diberikan Ali selalu berbeda. Sekarang tinggal tiga orang yang belum melaksanakan tugasnya. Mereka yakin bahwa tiga orang itu akan bisa mencari celah kelemahan Ali. Sebab ketiga orang itu dianggap yang paling pandai di antara mereka.

8.Orang kedelapan menghadap Ali lantas bertanya, “Antara ilmu dan harta, manakah yang lebih utama wahai Ali?” “Tentunya lebih utama dan lebih penting ilmu,” jawab Ali.”Kenapa begitu?” tanyanya lagi.”Dalam waktu yang lama,” kata Ali menerangkan, “harta akan habis, sedangkan ilmu malah sebaliknya, ilmu akan abadi.”

9. Orang kesembilan datang dengan pertanyaan tersebut. “Seseorang yang banyak harta”, jawab Ali pada orang ini, “akan dijunjung tinggi hanya karena hartanya. Sedangkan orang yang kaya ilmu dianggap intelektual.”Sampailah giliran orang terakhir.

10.Ia pun bertanya pada Ali hal yang sama. Ali menjawab, “Harta akan membuatmu tidak tenang dengan kata lain akan mengeraskan hatimu. Tetapi, ilmu sebaliknya, akan menyinari hatimu hingga hatimu akan menjadi terang dan tentram karenanya.”

Ali pun kemudian menyadari bahwa dirinya telah diuji oleh orang-orang itu. Sehingga dia berkata, “Andaikata engkau datangkan semua orang untuk bertanya, insya Allah akan aku jawab dengan jawaban yang berbeda-beda pula, selagi aku masih hidup.”
Kesepuluh orang itu akhirnya menyerah. Mereka percaya bahwa apa yang dikatakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas adalah benar adanya. Dan ali memang pantas mendapat julukan “gerbang ilmu”. Sedang mengenai diri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah tidak perlu diragukan lagi.

WASPADAI FITNAH DUNIA

Posted: February 26, 2010 in islam

sedikit Muhasabah, semoga bisa lebih menjernihkan hati kita ..Aamiin Allaahumma Aamiin

Kemiskinan hidup, kadang terasa menyesakkan dada. Anadai kita hidup mapan , tentu ibadah lebih tenang. Demikian sering terlintas dibenak, kala jatah rizqi menyempit. Tetapi, justru yang dikhawatirkan Rasulullah bukan suasana Kemiskinan, melainkan terbukanya dunia ini yang acapkali melalaikan kita dari beribadah kepada Sang Pencipta.

Bukhori dan Muslim meriwayatkan bahwa suatu ketika Abu Ubaidah diutus Rasulullah untuk menarik jizyah (pajak bagi non Muslim ) ke Bahrain. Dari Bahrain, beliau berhasil membawa jizyah dalam jumlah yang banyak.
Berita kedatangan Abu Ubaidah dengan sejumlah hartapun merebak dikalangan sahabat Anshar. Maka setelah melakuakan sholat subuh bersama, Rasulullah berpaling kearah sahabat yang sudah menunggu-nunggu. Melihat mereka Rasulullah tersenyum seraya bersabda, “Saya kira kalian telah mendengar kedatangan Abu Ubaidah dengan sesuatu dari Bahrain ” Mereka menjawab ” Benar ya Rasulullah “, Rasulullah melanjutkan sabdanya, “Bergembiralah dengan apa yang kalian senangi ( harta ). Demi Allah sesungguhnya bukan kekafiran yang aku takutkan atas kalian, tetapi aku takut jika dunia dibukakan atas kalian sebagaimana dibukakan atas ummat sebelum kamu lalu kalian berlomba-lomba memperolehnya, sebagaimana orang-orang dahulu telah berlomba, lalu dunia itu akan menghancurkan kalian sebagaimana orang dahulu hancur karenanya.”

Dalam riwayat lain ( Targhib:5/144 ) Rasulullah juga pernah bersabda, “Sesungguhnya fitnah kekayaan itu lebih aku takuti atas kalian daripada fitnah kemiskinan. Kalian telah mendapati fitnah kemiskinan dan kalian sabar, sedangkan (fitnah) dunia ini terasa manis dan menyenangkan .”
Ketakutan fitnah dunia ini juga dirasakan para sahabat. Salah satu dari mereka adalah Salman al Farisi. Suatu saat Salman dikunjungi Sa`ad bin Abi Waqash lalu ia menangis. Sa`ad pun berkata “Apa yang membuatmu menangis ?” Engkau telah bertemu dengan para sahabatmu, dan akan mendatangi telaga Rasulullah dan beliaupun ridho padamu saat akhir kehidupannya.” Salman menjawab, “Aku menangis bukan karena takut mati atau tamak dunia. Tetapi karena janji yang telah Rasulullah ambil dari kita dengan sabda beliau,” Hendaklah kalian mengambil didunia seperti sekedar perbekalan seorang pengembara. “Dan sekarang ini barang-barang dirumahku….”

Subhanallah Salman, Ya Salman , padahal tiadalah barang dirumahmu kecuali ember tempat mencuci pakaian yang tak seberapa harganya. Tetapi engkau begitu takut bila telah jatuh dalam hidup berlebihan. Lalu bagaimana dengan kami ini ?

Rasanya kita memang perlu mengaca diri lagi tentang persepsi dunia ini. Karena sadar atau tidak, sering kesedihan kita tak lain karena dunia ini. Sementara bekal menghadap-Nya kadang luput dari perhatian kita.

Ada banyak alasan munculnya perselingkuhan. Tetapi bagaimanapun juga, perselingkuhan tetaplah perselingkuhan yang terlarang.
Alasan sering kali hanya untuk membenarkan sebuah tindakan dan membebaskan dari kesalahan, lebih-lebih jika ia menganggap sebagai korban dari pasangan hidupnya.

Tips ini hanya ditujukan khususnya bagi yang telah menikah. Bagi yang belum menikah juga boleh, biar “nantinya” (setelah menikah) dapat mencoba tips ini. Selingkuh dalam terminologi ini adalah zina. Bukan selingkuhnya versi pacaran muda-mudi yang memuakkan sebagaimana terminologi kontemporer para selebritis.

1. Ikhlash kepada Allah ta’ala. Ikhlash merupakan obat penawar yang paling manjur. Jika seseorang yang selingkuh benar-benar ikhlash dan menghadapkan wajahnya kepada Allah ta’ala dengan tulus, niscaya Allah ta’ala akan menolongnya dengan ke-Mahalembutan-Nya dengan cara yang tidak pernah terlintas dalam hatinya. Orang tersebut tentu akan segera sadar bahwa ia sedang dalam penjagaan Rabbnya yang tidak pernah tidur, hingga kemudian dapat meninggalkan aktifitas selingkuh. Ia akan tersibukkan dengan hal-hal yang membuat ridla Rabbnya.

Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata,”Sesungguhnya apabila hati telah merasakan manisnya ibadah kepada Allah ta’ala dan ikhlash kepada-Nya, maka tidak ada yang lebih manis, lebih indah, lebih nikmat, dan lebih baik darinya”.

2. Tindakan preventif secara umum, yaitu dengan cara menyucikan jiwa untuk membersihkan diri dari bisikan-bisikan setan yang merupakan langkah awal menjerumuskan mereka ke dalam kemunkaran.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ وَمَنْ يَتَّبِعْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan keji dan yang munkar” [QS. An-Nuur : 21].

3. Orang yang hendak memasuki rumah orang lain disyari’atkan untuk memohon ijin terlebih dahulu sehingga terhindar dari pandangan yang dapat melihat aurat penghuni rumah.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّى تَسْتَأْنِسُوا وَتُسَلِّمُوا عَلَى أَهْلِهَا ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ * فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا فِيهَا أَحَدًا فَلَا تَدْخُلُوهَا حَتَّى يُؤْذَنَ لَكُمْ وَإِنْ قِيلَ لَكُمُ ارْجِعُوا فَارْجِعُوا هُوَ أَزْكَى لَكُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ * لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ مَسْكُونَةٍ فِيهَا مَتَاعٌ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا تَكْتُمُونَ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum minta ijin dan memberikan salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat. Jika kamu tidak menemui seorang pun di dalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat ijin. Dan jika dikatakan kepadamu : “Kembali (saja)lah”; maka hendaknya kamu kembali. Itu lebih bersih bagimu dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Tidak ada dosa atasmu memasuki rumah yang tidak disediakan untuk didiami, yang di dalamnya ada keperluanmu, dan Allah mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan” [QS. An-Nuur : 27-29].

Diriwayatkan dari Abdullah bin Busr radliyallaahu ‘anhu, ia berkata :

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا أتى باب قوم لم يستقبل الباب من تلقاء وجهه ولكن من ركنه الأيمن أو الأيسر ويقول السلام عليكم السلام عليكم

”Apabila Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam mendatangi pintu/rumah seseorang, beliau tidak berdiri di depan pintu. Akan tetapi di samping kanan atau di samping kiri. Kemudian beliau mengucapkan : Assalamu’alaikum Assalamu’alaikum” [HR. Abu Dawud no. 5186; shahih].

4. Bila ada tamu laki-laki yang bukan mahram sementara suami tidak ada di rumah, sebaiknya ditolak. Demikian pula sebaliknya bila ada tamu wanita yang bukan mahram sementara istri tidak ada di rumah.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

لا يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلا مَعَ ذِيْ مَحْرَمٍ

“Janganlah seorang laki-laki berdua-duaan dengan wanita kecuali bersama mahramnya” [HR. Al-Bukhari no. 5233 dan Muslim no. 1341].

وَلا تَأْذَنُ فِيْ بَيْتِهِ وَهُوَ شَاهِدٌ إِلا بِإِذْنِهِ

“Dan janganlah seorang wanita mengijinkan seseorang masuk ke dalam rumah suaminya sementara dia (suami) ada di sana, kecuali dengan ijin suaminya tersebut” [HR. Muslim no. 1026].

5. Menyucikan mata dari pandangan kepada wanita atau laki-laki yang bukan mahram. Manfaat menahan pandangan sangat besar, diantaranya adalah : menyelamatkan hati dari rasa gundah-gulana yang menyakitkan, membuat hati bercahaya dan bersinar yang kelak akan terlihat pada mata, wajah, dan seluruh tubuh; terakhir, menjernihkan firasat, karena firasat itu berasal dari cahaya hati dan buahnya.

قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ * وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ

Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya” [QS. An-Nuur : 30-31].

Dari Jarir bin ‘Abdillah radliyallaahu ‘anhu ia berkata :

سَأَلْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ نَظَرِ الْفُجَاءَةِ فَأَمَرَنِيْ أَنْ أَصْرِفَ بَصَرِي

”Aku bertanya kepada Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam dari pandangan tiba-tiba (tidak sengaja). Maka beliau memerintahkanku untuk memalingkan pandanganku” [HR. Muslim no. 2159].

6. Bagi wanita, dilarang ia ber-tabarruj (dandanan menor) di hadapan laki-laki yang bukan mahram.

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الأولَى

”Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu” [QS. Al-Ahzaab : 33].

Nabi shallallaahu ’alaihi wa sallam telah bersabda :

المرأة عورة فإذا خرجت استشرفها الشيطان

”Wanita itu adalah aurat. Apabila ia keluar (rumah), maka setan akan menghiasi dirinya (sehingga dipandang indah di mata kaum laki-laki)” [HR. At-Tirmidzi no. 1173; shahih].

7. Larangan terhadap sesuatu yang dapat menggerakkan atau menggugah nafsu birahi laki-laki atau wanita, misalnya dengan menutup aurat sesuai dengan yang disyari’atkan.

8. Tidak bercampur-baur antara laki-laki dengan wanita yang bukan mahram.

9. Menjauhkan diri dari sarana-sarana yang akan membangkitkan gairah seks (majalah, koran, tv, dan media lainnya yang terpampang gambar-gambar dan memuat bumbu-bumbu cerita vulgar).

10. Menjauh dari “orang lain” yang dicintai (selain suami/istri = PIL/WIL ? ), sebab memisahkan diri dan menjauh akan mengusir bayangan orang yang pernah dicintai dalam hatinya, seperti mantan pacar atau rekan kerja.

11. Senantiasa menghadiri majelis ilmu.

12. Selalu konsisten menjaga shalat dengan sempurna, menjaga kewajiban-kewajiban shalat, baik berupa kekhusyukan dan kesempurnaannya secara lahir maupun bathin.

Selamat mencoba dan semoga bermanfaat…….

ROSUL PANUTAN UMMAT

Posted: February 26, 2010 in islam

tausiyah KH. Abdullah Gymanstiar (Aa’ Gym)

Salam sejahtera kepada penghulu segenap makhluk yang paling mulia, rakhmat bagi semesta alam, manusia paling sempurna, paling suci, dan penyempurna revolusi zaman, dialah Muhammad SAW. Dialah nabi paling pemurah, paling peramah, penuh kharisma dan kewibawaan, kesantunan, serta bergelar khatamul anbiya. Dialah jalan terang bagi gelapnya kehidupan dengan kesemarakan akhlaknya yang mulia, itulah puncak dari kebesaran dan kesempurnaannya sehingga beroleh gelar Al Amin (yang dipercaya).

Berkaitan dengan keagungan nabi ini, Sayyid Hussein Nasr seorang cendekiawan muslim terkemuka menulis, “Makhluk yang paling mulia ini (Muhammad SAW) juga dinamakan Ahmad, Musthafa, Abdullah, Abul-Qasim, dan juga bergelar Al Amin—yang terpercaya. Setiap nama dan gelar yang dimilikinya mengungkapkan suatu aspek wujud yang penuh berkah. Ia adalah, sebagaimana makna etimologis yang dikandung dalam kata Muhammad dan Ahmad, yang diagungkan dan dipuji; ia adalah musthafa (yang terpilih), abdullah (hamba ALLOH yang sempurna) dan terakhir, sebagai ayah Qasim. Ia bukan hanya Nabi dan utusan (rasul) ALLOH, tetapi juga kekasih ALLOH dan rahmat yang dikirimkan ke muka bumi, sebagaimana disebutkan di dalam Al Quran, “Dan tidaklah kami utus engkau (Muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi sekalian alam.” (Q.S. Al Anbia :107).

Ungkapan keagungan ini tidaklah berlebihan karena ALLOH Azza wa Jalla pun memuji beliau, bahkan senantiasa bershalawat kepadanya, firman-Nya, “Sesungguhnya ALLOH dan para malaikat-Nya melimpahkan shalawat kepada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, sampaikanlah shalawat dan salam kepadanya.” (Q.S. Al Ahzab :56). Demikianlah ALLOH dan para malaikat bershalawat kepadanya, seharusnya apatah lagi kita sebagai makhluk kecil yang tiada berdaya ini.

Disamping bershalawat ternyata penghormatan kepada Rasulullah SAW memiliki etika tersendiri. Tidak cukup hanya bershalawat saja, karena yang terpenting adalah kita harus yakin benar bahwa Rasulullah adalah suri tauladan sepanjang zaman. Jikalau kita ikut dalam tuntunan beliau insya ALLOH akan selamat dunia dan akhirat.

ALLOH SWT menjelaskan dalam firman-Nya, “Dan sesungguhnya Rasul ALLOH itu menjadi ikutan (tauladan) yang baik untuk kamu dan untuk orang yang mengharapkan menemui ALLOH di hari kemudian dan yang mengingati ALLOH sebanyak-banyaknya.” (Q.S. Al Ahzab : 21).

Ketika misalnya, rumah tangga keluarga kita berantakan, maka solusi terbaiknya adalah dengan mencontoh Rasul dalam mengemudikan bahtera rumah tangganya. Subhanallah, siapapun yang mampunyai referensi Rasulullah dalam perilaku sehari-harinya, maka hidupnya seperti seorang yang punya katalog yang sangat mudah di akses, segalanya serba tertuntun.

Begitu pentingnya tauladan ini. Itulah sebabnya mengapa P4 gagal di Indonesia? Padahal dimana-mana dilakukan penataran, berbagai metode dan pola digunakan, biaya pun keluar miliaran rupiah, tapi mengapa tidak berhasil merubah pola pikir masyarakat? Jawabannya mudah saja, menurut yang saya pahami dari Dr. Ruslan Abdul Ghani yang menyatakan bahwa salah satu penyebab utamanya adalah karena tidak ada contohnya. Siapa sekarang orang Indonesia yang paling Pancasilais sehingga layak ditauladani perilakunya? Belum ada!

Karenanya berbahagialah umat Islam yang mempunyai tauladan Rasulullah SAW, dalam dirinya semua aspek kehidupan telah ada reperensinya. Mau duduk, bertemu dengan kawan, bertemu dengan orang kaya, bercakap dengan orang papa, berhubungan dengan pejabat, semua telah ada contohnya, termasuk bagaimana teknik menghadapi penjahat. Semuanya sudah jelas, bahkan sampai hal yang paling sederhana seperti di kamar kecil yang paling tersembunyi sekalipun, semua ada tuntunannya.

Sayangnya kita jarang menyempatkan diri untuk mempelajari bagaimana perilaku Rasulullah SAW yang sebenarnya. Karenanya jikalau Pesantren Daarut Tauhiid saat ini dianggap sedang “naik daun”, maka sama sekali bukan karena ide cemerlang seseorang, hakikatnya karena pertolongan ALLOH Azza wa Jalla dengan syariat mengamalkan sebagian dari tuntunan Rasulullah SAW yang diaktualisasikan dan dikemas sedemikian rupa. Jadi, apatah lagi bagi orang-orang yang mampu mengaplikasikan semua yang telah Rasul tuntunkan, hasilnya tentu akan jauh lebih luar biasa lagi.

Oleh karena itu, bagi sahabat yang dikaruniai kesempatan menjadi guru dan mengharapkan dicintai dan dihormati muridnya, tidak membosankan murid ketika mengajar dikelas, proses belajar-mengajar menjadi efektif, serta para muridnya menjadi cerdas dan berpikiran maju, maka contohlah Rasul dalam mengajar. Bagaimana cara Rasul mengajar? Ternyata Rasulullah mengajar dengan penuh kelembutan, kasih-sayang, dan sangat ingin para sahabatnya menjadi maju.

Jikalau anda seorang manager perusahaan atau pejabat di sebuah instansi pemerintahan, maka yang harus dipikirkan adalah bagaimana agar bisa sukses dengan tetap mengikuti tuntunan Rasulullah? Ternyata Rasulullah SAW dalam berorganisasi itu rendah hati, lembut perangainya, senang bertukar pikiran, selalu meminta ide, saran, dan koreksi dalam bermusyawarah.

Adapun bagi pemuda yang ingin dicintai, disukai, penuh pesona, melimpah kharismanya, maka pelajari bagaimana pribadi Rasul. Para sahabat seperti halnya Imam Ali ternyata juga meneladani Rasulullah SAW. Nampaknya jikalau kita berat menghadapi hidup ini, maka pertanyaannya adalah sampai sejauh mana kita mampu meluangkan waktu untuk mempelajari pribadi Rasulullah SAW?

Demikian penting arti sebuah tauladan atau penuntun bagi kehidupan seseorang. Karenanya siapapun akan sengsara atau bahkan tersesat jikalau tidak pernah meluangkan waktu untuk mempelajari pribadi Rasulullah SAW. Dialah penuntun kita dari kesesatan dan gelapnya kehidupan.

Seperti halnya sebuah kejadian yang semoga dengan diungkapkannya di forum ini ada hikmah yang bisa diambil. Kejadiannya adalah dari penuturan seorang mubaligh asal Bandung. Ketika itu ia diundang bertabligh di suatu tempat di Tasikmalaya. Berangkatlah ia naik mobil bersama penjemputnya. Penjemput sebagai penunjuk arah di depan satu mobil dan sang mubaligh mengikuti di belakang dengan mobil lain.

Beberapa jam perjalanan lancar-lancar saja, sayangnya setelah beberapa saat sampai di wilayah Tasik, penunjuk arah memacu kendaraannya lebih cepat sehingga mobil sang mubaligh tertinggal jauh di belakang. Cerita selanjutnya mudah ditebak, sang mubaligh pun tersesat. Belok kiri tidak ketemu, belok kanan masuk pasar, waktu pun berlalu sia-sia, hatinya bahkan sudah mulai gelisah tidak menentu.

Nampaklah betapa sengsaranya orang yang tersesat, waktu dan tenaganya terbuang percuma, tujuan tidak menentu, perasaan pun tidak enak, bahkan sebentar-sebentar harus tanya sana-tanya sini, sungguh merepotkan. Demikianlah kegelisahan akan makin akrab dengan orang-orang yang kehilangan penuntun dalam hidupnya.

Bayangkan saja andaikata kita tidak punya penuntun, tidak punya penunjuk arah, lalu kita berjalan menuju suatu tempat yang belum diketahui sebelumnya, pastilah tidak akan menentramkan perjalanan tersebut. Tapi jikalau penuntun, arah, dan tujuannnya jelas, maka langkah kita akan mantap dan hati pun senantiasa disaputi ketentraman. Dan Rasulullah SAW adalah penuntun dan panutan kita sepanjang zaman

Sabda Nabi saw.

“Barang siapa yang memelihara sholat, maka sholat itu menjadi petunjuk dan jalan selamat dan barang siapa yang tidak memelihara sholat maka sesungguhnya solat itu tidak menjadi cahaya dan juga tidak menjadi petunjuk dan jalan selamat baginya”.

Nabi saw juga telah bersabda yang terjemahnya:

“10 orang yang solatnya tidak diterima oleh Allah SWT ialah:

1. Orang lelaki yang sholat sendirian tanpa membaca sesuatu.

2. Orang lelaki yang mengerjakan sholat tetapi tidak mengeluarkan zakat.

3. Orang lelaki yang minum arak tanpa meninggalkannya (taubat).

4. Orang lelaki yang menjadi imam padahal orang yang menjadi makmum membencinya.

5. Anak lelaki yang melarikan diri dari rumah tanpa izin kedua ibu bapaknya.

6. Orang perempuan yang suaminya marah/menegur kepadanya lalu si isteri memberontak.

7. Imam atau pemimpin yang sombong dan zalim serta menganiaya.

8. Orang perempuan yang tidak menutup aurat.

9. Orang yang suka makan harta riba.

10. Orang yang sholatnya tidak dapat menahannya dari melakukan perbuatan yang keji dan mungkar.

semoga kita semua tidak termasuk salah satu dari kesepuluh golongan orang yg sholatnya tidak diterima oleh Allah…Aamiin Allaahumma Aamiin

di creritakan oleh : Ahmad Yulianto

Selasa malam (1 Februari 2005), Setelah hujan lebat mengguyur Jakarta, gerimis masih turun. Saya pacu motor dengan cepat dari kantor disekitar Blok-M menuju rumah di Cimanggis-Depok. Kerja penuh seharian membuat saya amat lelah hingga di sekitar daerah Cijantung mata saya sudah benar-benar tidak bisa dibuka lagi. Saya kehilangan konsentrasi dan membuat saya menghentikan motor dan melepas kepenatan di sebuah shelter bis di seberang Mal Cijantung. Saya lihat jam sudah menunjukan pukul 10.25 malam.

Keadaan jalan sudah lumayan sepi. Saya telpon isteri saya kalau saya mungkin agak terlambat dan saya katakan alasan saya berhenti sejenak.

Setelah saya selesai menelpon baru saya menyadari kalau disebelah saya ada seorang ibu muda memeluk seorang anak lelaki kecil berusia sekitar 2 tahun. Tampak jelas sekali mereka kedinginan. Saya terus memperhatikannya dan tanpa terasa airmata saya berlinang dan teringat anak saya (Naufal) yang baru berusia 14 bulan. Pikiran saya terbawa dan berandai-andai, “Bagaimana jadinya jika yang berada disitu adalah isteri dan anak saya?”

Tanpa berlama-lama saya dekati mereka dan saya berusaha menyapanya. ” Ibu,ibu,kalau mau ibu boleh ambil jaket saya, mungkin sedikit kotor tapi masih kering. Paling tidak anak ibu tidak kedinginan” Saya segera membuka raincoat dan jaket saya, dan langsung saya berikan jaket saya.

Tanpa bicara, ibu tersebut tidak menolak dan langsung meraih jaket saya. Pada saat itu saya baru sadar bahwa anak lelakinya benar-benar kedinginan dan giginya bergemeletuk.

“Tunggu sebentar disini bu!” pinta saya. Saya lari ke tukang jamu yang tidak jauh dari shelter itu dan saya meminta air putih hangat padanya. an Alhamdulillah, saya justeru mendapatkan teh manis hangat dari tukang jamu tersebut dan segera saya kembali memberikannya kepada ibu tersebut. “Ini bu,.. kasih ke anak ibu!” selanjutnya mereka meminumnya berdua.

Saya tunggu sejenak sampai mereka selesai. Saya hanya diam memandangi lalu lalang kendaraan yang lewat “Bapak, terima kasih banyak, mau menolong saya” sesaat kemudian ibu tersebut membuka percakapan. Ah, tidak apa-apa, ngomong-ngomong ibu pulang kemana? Tanya saya Saya tinggal di daerah Bintaro tapi…(dia menghentikan bicaranya), Bapak pulang bekerja ? dia balas bertanya.

“Ya” jawab saya singkat.

“Kenapa sampai larut malam pak, memangnya anak isteri bapak tidak menunggu? Tanyanya lagi. Saya diam sejenak karena agak terkejut dengan pertanyaannya.

“Terus terang bu, sebenarnya selama ini saya merasa bersalah karena terlalu sering meninggalkan mereka berdua. Tapi mau bilang apa, masa depan mereka adalah bagian dari tanggung jawab saya. Saya hanya berharap semoga Allah terus menjaga mereka ketika saya pergi.” Mendengar jawaban saya si ibu terisak, saya jadi serba salah. “Bu, maafkan saya kalau saya salah omong.

Pak kalau boleh saya minta uang seratus ribu, kalau bapak berkenan? Pintanya dengan sedih dan sopan. Airmatanya berlinang sambil mengencangkan pelukan ke anak lelakinya.

Karena perasaan bersalah, saya segera keluarkan uang limapuluh-ribuan 2 lembar dan saya berikan padanya. Dia berusaha meraih dan ingin mencium tangan saya, tetapi cepat-cepat saya lepaskan. “ya sudah, ibu ambil saja, tidak usah dipikirkan!” saya berusaha menjelaskannya. “Pak kalau jas hujannya saya pakai bagaimana? Badan saya juga benar-benar kedinginan dan kasihan anak saya” kembali ibu tersebut bertanya dan sekarang membuat saya heran. Saya bingung untuk menjawabnya dan juga ragu memberikannya. Pikiran saya mulai bertanya-tanya, Apakah ibu ini berusaha memeras saya dengan apa yang ditampilkannya di hadapan saya? tapi saya entah mengapa saya benar-benar harus meng-ikhlas- kannya. Maka saya berikan raincoat saya dan kali ini saya hanya tersenyum tidak berkata sepatahpun.

Tiba tiba anaknya menangis dan semakin lama semakin kencang. Ibu tersebut sangat berusaha menghiburnya dan saya benar-benar bingung sekarang harus berbuat apa? Saya keluarkan handphone saya dan saya pinjamkan pada anak tersebut. Dia sedikit terhibur dengan handphone tersebut, mungkin karena lampunya yang menyala. Saya biarkan ibu tersebut menghibur anaknya memainkan handphone saya. Sementara itu saya berjalan agak menjauh dari mereka. Badan dan pikiran yang sudah lelah membuat saya benar-benar kembali tidak dapat berkonsentrasi. Mungkin sekitar 10 menit saya hanya diam di shelter tersebut memandangi lalu lalang kendaraan. Kemudian saya putuskan untuk segera pulang dan meninggalkan ibu dan anaknya tersebut. Saya ambil helm dan saya nyalakan motor, saya pamit dan memohon maaf kalau tidak bisa menemaninya. Saya jelaskan kalau isteri dan anak saya sudah menunggu dirumah. Ibu itu tersenyum dan mengucapkan terima kasih kepada saya.

Dia meminta no telpon rumah saya dan saya tidak menjawabnya, saya benar-benar lelah sekali dan saya berikan saja kartu nama saya. Sesaat kemudian saya lanjutkan perjalanan saya.

Saya hanya diam dan konsentrasi pada jalan yang saya lalui. Udara benar-benar terasa dingin apalagi saat itu saya tidak lagi mengenakan jaket dan raincoat ditambah gerimis kecil sepanjang jalan. Dan ketika sampai di depan garasi dan saya ingin menelpon memberitahukan ke isteri saya kalau saya sudah di depan rumah saya baru sadar kalau handphone saya tertinggal dan masih berada di tangan anak tadi. Saya benar-benar kesal dengan kebodohan saya. Sampai di dalam rumah saya berusaha menghubungi nomor handphone saya tapi hanya terdengar nada handphone dimatikan. “Gila.Saya benar-benar goblok, tidak lebih dari 30 menit saya kehilangan handphone dan semua didalamnya” dengan suara tinggi, saya katakan itu kepada isteri saya dan dia agak tekejut mendengarnya. Selanjutnya saya ceritakan pengalaman saya kepadanya. Isteri saya berusaha menghibur saya dan mengajak saya agar meng-ikhlaskan semuanya. “Mungkin Allah memang menggariskan jalan seperti ini. Sudahlah sana mandi dan shalat dulu, kalau perlu tambah shalat shunah-nya biar bisa lebih ikhlas” dia menjelaskan. Saya segera melakukannya dan tidur.

Keesokan paginya saya terpaksa berangkat kerja membawa mobil padahal hal ini, tidak terlalu saya suka. Saya selalu merasa banyak waktu terbuang jika bekerja membawa mobil ketimbang naik motor yang bisa lebih cepat mengatasi kemacetan. Kalaupun saya bawa motor saya khawatir hujan karena kebetulan saya tidak ada cadangan jaket dan raincoat juga sudah saya berikan kepada ibu dan anak tadi malam. Setelah mengantar isteri yang kerja di salah satu bank swasta di sekitar depok saya langsung menuju kantor tetapi pikiran saya terus melanglang buana terhadap kejadian tadi malam. Saya belum benar-benar meng-ikhlaskan kejadian tadi malam bahkan sesekali saya mengumpat dan mencaci ibu dan anak tersebut didalam hati karena telah menipu saya.

Sampai di kantor, saya kaget melihat sebuah bungkusan besar diselimuti kertas kado dan pita berada di atas meja kerja saya. Saya tanya ke office boy, siapa yang mengantar barang tersebut. Dia hanya menjawab dengan tersenyum kalau yang mengantar adalah supirnya ibu yang tadi malam, katanya bapak kenal dengannya setelah pertemuan semalam bahkan dia menambahkan kelihatannya dari orang berada karena mobilnya mercy yang bagus.

“Bapak selingkuh ya, pagi-pagi sudah dapat hadiah dari perempuan? tanyanya sedikit bercanda kepada saya. Saya hanya tersenyum dan saya menanyakan apakah dia ingat plat nomor mobil orang tersebut, office boy tersebut hanya menggelengkan kepala..

Segera saya buka kotak tersebut dan “Ya Allah, semua milik saya kembali. Jaket, raincoat, handphone, kartu nama dan uangnya. Yang membuat saya terkejut adalah uang yang dikembalikan sebesar 2 juta rupiah jauh melebihi uang yang saya berikan kepadanya. Dan juga selembar kertas yang tertulis ;

” Pak, terima kasih banyak atas pertolongannya tadi malam. Ini saya kembalikan semua yang saya pinjam dan maafkan jika saya tidak sopan. Kemarin saya sudah tidak tahan dan mencoba lari dari rumah setelah saya bertengkar hebat dengan suami saya karena beliau sering terlambat pulang ke rumah dengan alasan pekerjaan. Bodohnya, dompet saya hilang setelah saya berjalan-jalan dengan anak saya di Mall Cijantung. Sebenarnya saya semalam ingin melanjutkan perjalanan ke rumah kakak saya di depok, tetapi saya jadi bingung karena tidak ada lagi uang untuk ongkos makanya saya hanya berdiam di hate bis itu. Setelah saya bertemu dan melihat bapak tadi malam, saya baru menyadari bahwa apa yang suami saya lakukan adalah demi cinta dan masa depan isteri dan anaknya juga. Salam dari suami saya untuk bapak. Salam juga dari kami sekeluarga untuk anak-isteri bapak di rumah. Suami saya berharap, biarlah bapak tidak mengetahui identitas kami dan biarlah menjadi pelajaran kami berdua . Oh ya, maaf handphone bapak terbawa dan saya juga lupa mengembalikannya tadi malam karena saya sedang larut dalam kesedihan. Terima kasih.

Segera saya telpon isteri saya dan saya ceritakan semua yang ada dihadapan saya. Isteri saya merasa bersyukur dan meminta agar semua uangnya diserahkan saja ke mesjid terdekat sebagai amal ibadah keluarga tersebut.