Archive for May, 2010

Dermawan Misterius

Posted: May 1, 2010 in kisah kisah

Penduduk Madinah gempar, pasalnya mereka mendapat kabar bahwa di rumah-rumah orang miskin selalu terkirim sekarung gandum yang digeletakan didepan pintu. Itu terjadi selama bertahun-tahun. Karung gandum itu datang lagi ketika persediaan gandum mereka sudah menipis.Seseorang telah mengirimkan gandum itu ketika mereka terlelap tidur.

Nampaknya lai-laki dermawan ini sangat hati-hati agar tidak dikenali masyarakat , Karena orang-orang selalu gagal memergoki Sang pengirim misterius ini. Padahal nereka hanya ingin mengucapkan terima kasih dan mengatakan betapa sangat berartinya sekarung gandum itu untuk keluarga mereka.

Walau berita ini menggemparkan, tapi sampai bertahun-tahun tidak ada seorangpun yang mengaku sebagai pengirim gandum tersebut. Memahami sang pengirim tidak mau diketahui identitasnya, maka penduduk miskin itu hanya mengirimkan doa ketika mendapati gandum tergeletak didepan pintu , agar Alloh SWT memuliakan sang dermawan di dunia dan di akhirat.

Suatu malam , setelah menyelesaikan sholat malam ,Zainal Abidin berjalan tertatih-tatih dalam kegelapan. Dia memastikan malam itu sepi dan tidak ada seorangpun di jalanan. Kakinya menahan beban berat yang dia pikul.

Tiba-tiba seseorang melompat dari semak belukar. Lalu menghadangnya! “Hei! Serahkan semua harta kekayaanmu! Kalau tidak…,” orang bertopeng itu mengancam dengan sebilah pisau tajam ke leher Zainal Abidin.

Beberapa saat Zaenal Abidin terperangah. “Ayo cepat! Mana uangnya?!” gertak orang itu sambil mengacungkan pisau. Zaenal Abidin dengan sekuat tenaga melemparkan karung itu ke tubuh sang perampok sehingga membuat orang bertopeng itu terjengkang keras ke tanah. Zaenal Abidin segera menarik topeng yang menutupi wajahnya.

“Siapa kau?!” tanya Zaenal Abidin sambil memperhatikan wajah orang itu.
“Ampun, Tuan….jangan siksa saya…saya hanya orang miskin…,”katanya ketakutan. “Kenapa kau merampokku?” Tanya Zaenal Abidin kemudian.
“Maafkan saya, terpaksa saya merampok karena anak-anak saya kelaparan,” sahutnya dengan wajah pucat.

“Baik! Kau kulepaskan. Dan bawalah karung makanan ini untuk anak-anakmu….” kata Ali Zaenal abidin.

Beberapa saat orang itu terdiam. Hanya memandangi Zaenal Abidin dengan takjub. “Sekarang pulanglah!” kata Zaenal Abidin. Orang itu pun bersimpuh di depan Ali sambil menangis. “Tuan, terima kasih! Tuan sangat baik dan mulia! Saya bertaubat kepada Allah…saya berjanji tidak akan mengulanginya,” kata orang itu penuh sesal.

Zaenal Abidin mengangguk–anggukkan kepalanya. “Hai, orang yang bertaubat! Sungguh, Allah Maha pengampun.”

“Aku minta, jangan kau ceritakan kepada siapapun tentang pertemuanmu denganku pada malam ini…,” kata Zaenal Abidin sebelum orang itu pergi. Pencuri itu pun berjanji. Pencuri Heran mengapa Zaenal Abidin melarang menceritakan pertemuannya malam itu…

oOo

Suatu ketika saat wafatnya Imam Ali Zainal Abidin, orang yang memandikan jenazahnya heran melihat bekas-bekas hitam di punggung jenazah Imam Ali Zaenal Abidin.

Lalu mereka pun bertanya,“Dari manakah asal bekas-bekas hitam ini? Ini seperti bekas benda yang dipikul setiap hari ? Dari mana beliau mendapat bekas ini? ” Orang-orang keheranan. mengingat Imam Ali Zaenal abidin adalah Ulama besar, tetapi memiliki punggung menghitam seperti pengangkut barang ( kuli ) pasar.

“Itu adalah bekas karung-karung tepung dan gandum yang biasa diantarkan Imam Ali Zaenal Abidin ke seratus rumah di Madinah pada malam hari ” kata mantan pencuri yang telah bertaubat itu dengan rasa haru. Ia membocorkan rahasia yang tak terpecahkan selama bertahun-tahun

Menangislah orang-orang miskin yang selama ini selalu mendapat bantuan dari Ali Zaenal Abidin. Mereka baru tahu darimana datangnya Gandum yang menghidup keluarga mereka selama ini. Selama bertahun-tahun mereka tidak berhasil memergoki Sang Dermawan Mulia untuk mengucapkan terima kasih. Mereka baru mengetahui Lelaki mulia itu adalah : Ali Bin Husein Bin Ali bin Abi Thalib . Cucu Sahabat Ali bin Abi Thalib RA , sekaligus Cicit dari Rosululloh SAW.

—————————————————————————————————
Berkata Ibnu ‘Aisyah: Ayahku berkata kepadaku: ”Saya mendengar penduduk Madinah berkata: ”Kami tidak pernah kehilangan sedekah yang tersembunyi hingga meninggalnya Ali bin Husain” ( Sifatus Sofwah (2/96), Aina Nahnu hal. 9.)
—————————————————————————————————

“Zaenal Abidin” adalah gelar yang diberikan ummat islam kepada beliau. “Zaenal Abidin” artinya : Orang yang Indah Ibadahnya.Beliau juga punya gelas “As-sajad” artinya Orang yang lama sujudnya.Meninggal pada tahun 95 H/713 M dalam usia 57 tahun. Dimakamkan di pemakaman Baqi, Madinah.

Sumber : Sifatus Sofwah (2/96), Aina Nahnu/9
oOo

Dari Ibnu Mas’ud. Rasululloh SAW bersabda :”Sesungguhnya sedekah dengan tersembunyi memadamkan kemarahan Allah” (As-Shohihah 4/539, hadits no. 1908)

”Tujuh golongan yang berada dibawah naungan Allah pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan Allah, Imam yang adil, dan seorang yang bersedekah lalu dia menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya” [ HR Al-Bukhori (1423) dan Muslim (2377)]

Ya Alloh selamatkan amal-amal Kami, masukkan kami dalam hamba-Mu yang kau beri naungan di akhirat… amiin

“Wanita merupakan mayoritas penduduk neraka.” Demikian disampaikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah shalat gerhana ketika terjadi gerhana matahari. Ajaib… !! wanita sangat dimuliakan di mata Islam, bahkan seorang ibu memperoleh hak untuk dihormati tiga kali lebih besar ketimbang ayah. Sosok yang dimuliakan, namun malah menjadi penghuni mayoritas neraka. Bagaimana ini terjadi?

“Karena kekufuran mereka,” jawab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika para shahabat bertanya mengapa hal itu bisa terjadi.

Apakah mereka mengingkari Allah?

Bukan, mereka tidak mengingkari Allah, tapi mereka mengingkari suami dan kebaikan-kebaikan yang telah diperbuat suaminya. Andaikata seorang suami berbuat kebaikan sepanjang masa, kemudian seorang istri melihat sesuatu yang tidak disenanginya dari seorang suami, maka si istri akan mengatakan bahwa ia tidak melihat kebaikan sedikitpun dari suaminya.

…mereka tidak mengingkari Allah, tapi mereka mengingkari suami dan kebaikan-kebaikan yang telah diperbuat suaminya…

Demikian penjelasan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari (5197).

Mengingkari suami dan kebaikan-kebaikan yang telah dilakukan suami!!

Inilah penyebab banyaknya kaum wanita berada di dalam neraka. Mari kita lihat diri setiap kita… kita saling introspeksi… apa dan bagaimana yang telah kita lakukan kepada suami-suami kita?

Jika kita terbebas dari yang demikian, alhamdulillah. Itulah yang kita harapkan. Berita gembira untukmu wahai saudariku.

Namun jika tidak, kita (sering) mengingkari suami, mengingkari kebaikan-kebaikannya… maka berhati-hatilah dengan apa yang telah disinyalir oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam . Bertobat adalah satu-satunya pilihan untuk terhindar dari pedihnya siksa neraka. Selama matahari belum terbit dari barat, atau nafas telah ada di kerongkongan… masih ada waktu untuk bertobat. Tapi mengapa mesti nanti? Mengapa mesti menunggu sakaratul maut?

Janganlah engkau katakan besok dan besok wahai saudariku, kejarlah ajalmu, bukankah engkau tidak tahu kapan engkau akan menemui Robb mu?

“Tidaklah seorang istri yang menyakiti suaminya di dunia, melainkan isterinya (di akhirat kelak): bidadari yang menjadi pasangan suaminya (berkata): “Jangan engkau menyakitinya, kelak kamu dimurkai Allah, seorang suami bagimu hanyalah seorang tamu yang bisa segera berpisah dengan kamu menuju kami.” (HR. At-Tirmidzi, hasan)

Wahai saudariku, mari kita lihat, apa yang telah kita lakukan selama ini? Jangan pernah bosan dan henti untuk introspeksi diri. Jangan sampai apa yang kita lakukan tanpa kita sadari membawa kita kepada neraka, yang kedahsyatannya tentu sudah Engkau ketahui.

…Jika suatu saat muncul sesuatu yang tidak kita sukai dari suami, janganlah kita mengingkari dan melupakan semua kebaikan yang telah suami kita lakukan…

Jika suatu saat muncul sesuatu yang tidak kita sukai dari suami, janganlah kita mengingkari dan melupakan semua kebaikan yang telah suami kita lakukan.

“Maka lihatlah kedudukanmu di sisinya. Sesungguhnya suamimu adalah surga dan nerakamu.” (HR. Ahmad)

Semoga bermanfaat. [waroah/voa-islam.com]

Maraji’: “Peringatan bagi Istri yang Mengingkari Kebaikan Suami,” Romantika Pergaulan Suami Istri: Syaikh Musthofa Al Adawi

1. Tampil RAPIH, BERSIH dan WANGILAH untuk istri anda. Kapan terakhir kali kita para suami pergi berbelanja baju yang bagus? Seperti halnya para suami yang ingin istrinya tampil cantik untuknya maka para istri pun sama yaitu ingin suaminya tampil tampan untuk mereka. Ingatlah bahwa Nabi Muhammad SAW selalu menggunakan siwak jika pulang ke rumah dan beliau menyukai wangi-wangian.

2. Gunakan nama PANGGILAN KESAYANGAN khusus untuk istri anda. Nabi Muhammad SAW memberi nama kesayangan untuk istri-istrinya. Gunakan panggilan kesayangan untuk istri anda yang ia sukai dan jangan menggunakan nama panggilan yang bisa melukai perasaannya.

3. Jangan perlakukan dia seperti halnya NYAMUK. Kita tidak pernah memikirkan nyamuk sampai nyamuk tersebut menggigit kita. Dan jangan sampai para suami cuek, membiarkan istrinya seharian penuh dan hanya memberi perhatian ketika istrinya ‘menggigit’ atau minta diperhatikan. Jangan perlakukan para istri seperti halnya nyamuk; perlakukan mereka dengan baik dan berikan perhatian kepada mereka tanpa harus menunggu ‘digigit’.

4. Jika para suami melihat ada yang salah dengan istri mereka, cobalah untuk DIAM dan tidak mengeluarkan komentar. Seperti itulah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW ketika beliau melihat sesuatu yang tidak cocok pada istri-istrinya. Inilah cara yang hanya dikuasai oleh sedikit laki-laki Muslim.
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya wanita itu seperti tulang rusuk. Jika kamu berusaha meluruskannya, maka kamu akan mematahkannya. Tetapi kalau kamu biarkan saja, maka kamu akan menikmatinya dengan tetap dalam keadaan bengkok. (Sahih Muslim : 2669)

5. TERSENYUMLAH ketika anda para suami melihat istri anda dan PELUKLAH mereka dengan rutin. Senyum adalah sedekah bagi tiap Muslim yang melakukannya begitu pun dengan tersenyum kepada istri anda. Bayangkan hidup anda dengan dia yang selalu melihat anda tersenyum. Dan juga ingatlah sebuah hadits ketika Nabi Muhammad SAW mencium istrinya sebelum melaksanakan shalat meski saat itu beliau sedang berpuasa.

6. BERTERIMA KASILHLAH kepada dia atas semua yang dilakukannya untuk anda. Lalu ucapkan terima kasih lagi. Contohnya ketika makan malam. Istri anda sudah memasak, membersihkan rumah dan banyak lagi pekerjaan yang harus ia lakukan. Dan kadang setelah selesai makan malam ucapan yang ia dapatkan adalah bahwa kurangnya garam dalam sop yang dimasak oleh istri anda. Jangan bersikap seperti itu; berterima kasihlah.

7. Minta kepada istri anda untuk MENULISKAN 10 hal terakhir yang anda lakukan untuknya yang bisa MENYENANGKAN dia. Lalu lakukan dan kemudian minta lagi. Mungkin akan sulit jika anda menebak sendiri apa yang bisa menyenangkan istri anda. Anda tidak perlu menebak-nebak, tanyakan kepadanya, lalu lakukan dan ulangi terus sepanjang hidup anda.

8. Jangan anggap tidak penting PERMMINTAAN istri anda. Buat istri anda nyaman. Terkadang para suami mungkin terlihat tidak bersemangat ketika istri mereka meminta sesuatu. Nabi Muhammad SAW mencontohkan kepada kita dalam suatu ketika kejadian Safiyyah RA menangis karena beliau menempatkan dia di onta yang lambat jalannya. Lalu beliau sapu air matanya, menghibur dia dan membawakan onta untuknya.

9. BERCANDA dan BERMAINLAH dengan istri anda. Lihat bagaimana Nabi Muhammad SAW sering balap lari dengan istrinya Siti Aisyah RA di gurun. Kapan terakhir kali kita bercanda dan bermain dengan istri kita seperti halnya yang pernah Nabi Muhammad SAW lakukan? Bercanda dengan isteri kita adalah berpahala, seperti halnya bercanda dengan isteri orang bisa berdosa. Nikmatilah yang halal bagimu.

10. Selalu ingat sabda Nabi Muhammad SAW: “Sebaik-baik di antara kamu adalah yang paling baik pada keluarganya dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku.” Cobalah untuk MENJADIi yang TERBAIK.

Jangan lupa untuk BERDOA kepada Allah SWT agar rumah tangga anda menjadi rumah tangga yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Sesungguhnya Allah SWT Maha Tahu apa yang terbaik untuk kita semua.

“ROBBANAA HABLANAA MIN AZWAAJINAA WA DZURRIYYATINAA QURRATA A’YUN WAJ’ALNAA LILMUTTAQIINA IMAAMAA… AMIN” (“Dan orang-orang yang berkata: Ya Tuhan kami, anugerahkan kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa.” )(QS. al-Furqan: 74)

Bila kita sudah SUKSES membina rumah tangga dan menjadi suami yang baik, insya Allah kita akan makin dekat kepada Allah subhanahu wa ta’alaa, karena rasa CINTA dan KASIH SAYANG kita adalah KEHENDAK dan KARUNIA-NYA.

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu CENDERUNG dan merasa TENTERAM (SAKINAH) kepadanya, dan DIJADIKAN-NYA di antaramu rasa KASIH dan SAYANG. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat TANDA-TANDA bagi kaum yang BERFIKIR.” (QS. 30:21)

Menyadari Adanya Cinta

Posted: May 1, 2010 in cinta dan islam

Menyadari adanya cinta
Adalah satu karunia
Karena itu membuat kita
Menyadari arti kita

Allah membuat ini semua
Atas dasar rahmat cintaNya
Yang telah ada sebelum kita ada
Dan akan ada setelah dunia tak ada

Menjadikan cinta saja sebagai tujuan kita
Bukanlah tujuan sejati dari cinta
Karena tujuan sejati dari cinta
Adalah cinta Sang Pencipta

Cinta itu suatu hal yang membutakan manusia
Tetapi mencintai Allah justru menerangkan segalanya
Allah lah yang menciptakan cinta, dunia, juga manusia
Maka pantaslah Beliau menjadi tujuan akhir setiap diri kita

Maka, sebagaimana salah satu tujuan kita diciptakan adalah untuk ujian kita
Maka, cinta itu pun akan pantas untuk diujikan kepada kita pula, sudah tentu saja
Apalagi cinta dari Sang Maha Pencipta Pencipta Alam Semesta, Majikan anda dan saya
Tak terbandingkan oleh apapun juga, dahsyat sepanjang jaman, seusia setelah dan sebelum dunia

Cinta kepada manusia dan makhlukNya hanyalah cinta lantaran semata
Cinta kepada mereka hanyalah cinta karena Allah saja, sungguh pantasnya
Mencapai sesuatu yang besar, memanglah memerlukan ujian dan segala upaya
Karena tak ada apa yang biasa pun yang tak ada harganya, apalagi cinta dari Pencipta kita

Dan itu sungguh patut diperjuangkan mengingat apa yang telah Beliau berikan saja
Apalagi memikirkan apa yang telah Beliau janjikan di dunia setelah dunia dan akan terlaksana
Karena dunia ini hanyalah sementara, sementara Beliau kekal adanya, di luar jangkauan masa
Maha Suci Allah subhanahu wa ta ‘aala, yang telah mengasih-sayangi kita semua, tanpa kita minta

Semoga engkau menemukan cintamu yang diridhoi Tuhan Alam Semesta
Dan engkau mampu membedakannya dari jangkauan nafsu semata
Aku menegur diriku sendiri atas belitan cinta nafsu semata
Dan semoga kita akan berpesta di Taman CintaNya

Semoga aku benar dalam memilih yang kucintai
Semoga Allah meridhoi apa yang kuridhoi
Semoga Allah membaikkan semua ini
Bukan karena duniawi, tetapi sejati

Amiin yaa Rabbal ‘Aalamiin

Allah Al Khalik Al Malik

Wallahua’lam

Jakarta, 10 April 2010, sekitar 22.00-22.45 WIB

============================================

Wahai Pengantin Cinta

Betapa buaian menantimu
Wahai pengantin bulan madu
Bersemarak rasa dalam ridho Tuhanmu
Memacu darah melanjutkan fitrah dan rindu

Menikmati fitrahNya bersatu pula rasa
Pupus alam semesta dalam asmara dahana
Semua di bawah lindunganNya, Sang Maha Pencipta
Bila kita mengerti jalanNya, jalan para manusia utama

Selamat bagi para Pencita dan Pencinta!
Cepatlah engkau mencari si belahan jiwa!
Carilah tulang rusukmu yang engkau damba!
Cinta sejatimu yang bergariskan ridho Illahi semata!

Karena sudah jelaslah pula tak usah segaris mata
Allah Tuhan Semesta Alam Pemilik segala macam rupa
Tak adalah arti sempurna kecuali apa yang diridhoiNya
Dan itu adalah kenikmatan yang paling paripurna sempurna

Jakarta, 8 April 2010, 22.05 WIB

Abu Taqi Mayestino

============================================

Barangsiapa ingin dicintai Allah dan rasulNya hendaklah dia berbicara benar (jujur), menepati amanat dan tidak mengganggu tetangganya. (HR. Al-Baihaqi)

Barangsiapa mengutamakan kecintaan Allah atas kecintaan manusia maka Allah akan melindunginya dari beban gangguan manusia. (HR. Ad-Dailami)

Paling kuat tali hubungan keimanan ialah cinta karena Allah dan benci karena Allah. (HR. Ath-Thabrani)

Cintamu kepada sesuatu menjadikan kamu buta dan tuli (HR. Abu Dawud dan Ahmad)

Cinta berkelanjutan (diwariskan) dan benci berkelanjutan (diwariskan). (HR. Bukhari)

Siapa yang ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah hendaklah dia mengamati bagaimana kedudukan Allah dalam dirinya. Sesungguhnya Allah menempatkan hambaNya dalam kedudukan sebagaimana dia menempatkan kedudukan Allah pada dirinya. (HR. Al Hakim)

Malaikat Jibril datang kepada Nabi Saw, lalu berkata, “Hai Muhammad, hiduplah sesukamu namun engkau pasti mati. Berbuatlah sesukamu namun engkau pasti akan diganjar, dan cintailah siapa yang engkau sukai namun pasti engkau akan berpisah dengannya. Ketahuilah, kemuliaan seorang mukmin tergantung shalat malamnya dan kehormatannya tergantung dari ketidakbutuhannya kepada orang lain.” (HR. Ath-Thabrani)

Orang yang cerdik ialah orang yang dapat menaklukkan nafsunya dan beramal untuk bekal sesudah wafat. Orang yang lemah ialah yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan muluk terhadap Allah. (HR. Abu Dawud)

Demi yang jiwaku dalam genggamanNya. Kamu tidak dapat masuk surga kecuali harus beriman dan tidak beriman kecuali harus saling menyayangi. Maukah aku tunjukkan sesuatu bila kamu lakukan niscaya kamu saling berkasih sayang? Sebarkan salam di antara kamu. (HR. Muslim)

Orang yang belas kasihan akan dikasihi Arrahman (Yang Maha Pengasih), karena itu kasih sayangilah yang di muka bumi, niscaya kamu dikasih-sayangi mereka yang di langit. (HR. Bukhari)

Allah Azza wajalla berfirman (hadits Qudsi): “RahmatKu mendahului murkaKu.” (HR. Muslim)

Seorang masuk surga bukan karena amalnya tetapi karena rahmat Allah Ta’ala. Karena itu bertindaklah yang lurus (baik dan benar). (HR. Muslim)

============================================

Imam Ibnul Qayyim membagi perasaan cinta laki-laki kepada perempuan pada tiga bentuk:

1.Mencintai wanita dengan maksud ketaatan dan taqarrab (mendekat) kepada Allah.

Ini merupakan cinta kepada istri yang dimiliki. Cinta yang bermanfaat dan menghantarkan pada tujuan yang disyariatkan Allah dan pernikahan. DAPAT MENAHAN PANDANGAN MATA DAN HATI UNTUK MELIRIK WANITA SELAIN ISTRINYA. Orang semacam ini dipuji disisi Allah dan ditengah manusia.

2. Cinta yang dibenci Allah dan menjauhkan dari Rahmatnya.

Cinta kepada yang tidak dicintai Allah, dan ini yang berbahaya, dapat mengancam agama dan dunianya. Siapa yang memiliki ini dia hina dihadapan Allah. Mengobatinya dengan memohon pertolongan kepada Allah yang membolak balikan hati. Sibuk mengingatNYA, mengganti cinta itu dengan cinta hanya padaNYA.

3. Cinta yang mubah (tak ada manfaat bayak, lebih baik tidak).

Cinta yang datang tiba-tiba, seperti mencintai wanita cantik, atau yang sifat si perempuan ceritakan kepadanya atau dilihat secara tidak sengaja. Yang paling bermanfaat adalah dengan membuang jauh-jauh cinta itu dengan hal yang lebih bermanfaat. Menjaga kehormatan diri dan sabar dalam menghadapi ujian cinta ini. Sehingga dengannya Allah memberi pahala. walau harus bertarung dengan hati. Obatnya hanya 2: pertama berpuasa (termasuk puasa pandangan, perasaan, pikiran, dll dari nafsu), kedua menikah dengan yang dicintai nya.

Wallahua’lam bis shawab. Astaghfirullah al azhiim.

MENCINTAIMU KARENA ALLAH

Posted: May 1, 2010 in menikah yuk..

Assalaamu’alaikum W W

Aku Mencintaimu Karena Allah

Aku mencintaimu karena Allah
Allahlah, Tuhan Alam Semesta yang memerintah
Sungguh patut kalimat ini berjaga dalam aliran darah
Karena aku akan mencintaimu bila kau mentaati aturan Allah

(Jakarta, 8 April 2010, sekitar 17.00 WIB)

Wahai Pengantin Cinta

Betapa buaian menantimu
Wahai pengantin bulan madu
Bersemarak rasa dalam ridho Tuhanmu
Memacu darah melanjutkan fitrah dan rindu

Menikmati fitrahNya bersatu pula rasa
Pupus alam semesta dalam asmara dahana
Semua di bawah lindunganNya, Sang Maha Pencipta
Bila kita mengerti jalanNya, jalan para manusia utama

Selamat bagi para Pencita dan Pencinta!
Cepatlah engkau mencari si belahan jiwa!
Carilah tulang rusukmu yang engkau damba!
Cinta sejatimu yang bergariskan ridho Illahi semata!

Karena sudah jelaslah pula tak usah segaris mata
Allah Tuhan Semesta Alam Pemilik segala macam rupa
Tak adalah arti sempurna kecuali apa yang diridhoiNya
Dan itu adalah kenikmatan yang paling paripurna sempurna

(Jakarta, 8 April 2010, 22.05 WIB)

Seorang kawan bertanya kepada saya dalam sebuah diskusi agama yang benar-benar terjadi:

“Apakah cinta itu? Bagaimanakah mencintai karena Allah itu?”, tanyanya melalui sebuah kiriman SMS.

Saya kemudian menjawabnya melalui kiriman SMS pula, lebih-kurang adalah sebagai berikut ini, wallahu a’lam bis shawab, astaghfirullah al ’azhiim:

”Pertanyaanmu berat juga. Tapi insyaAllah, mencintai, adalah meridhai apa yang dicintai, dan ridha terhadap apa yang dilakukan yang dicintainya itu terhadap dirinya.”

“Kalau yang dicintainya itu adalah sesama makhluk, maka percintaan itu, sebagai muslim, sebaik-baiknya adalah dalam aturan Islam, dan tunduk kepada (aturan) Sang Pencipta cinta, Sang Pencipta makhluk dsb. itu.”

”Lalu, mencintai karena Allah, adalah mencintai sesuatu, sesuai kehendak Allah. Tidakkah Rasulullah SAW menikahi para janda tua, janda-janda para mujahid syahid, karena Allah? Wallahu’alam bis shawab. Semoga benar.”

Barangsiapa memberi karena Allah, menolak karena Allah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan menikah karena Allah, maka sempurnalah imannya. (HR. Abu Dawud)

Barangsiapa mengutamakan kecintaan Allah atas kecintaan manusia maka Allah akan melindunginya dari beban gangguan manusia. (HR. Ad-Dailami)

Siapa yang ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah hendaklah dia mengamati bagaimana kedudukan Allah dalam dirinya. Sesungguhnya Allah menempatkan hambaNya dalam kedudukan sebagaimana dia menempatkan kedudukan Allah pada dirinya. (HR. Al Hakim)

Sesungguhnya Allah Ta’ala tidak memandang postur tubuhmu dan tidak pula pada kedudukan maupun harta kekayaanmu, tetapi Allah memandang pada hatimu. Barangsiapa memiliki hati yang shaleh maka Allah menyukainya. Bani Adam yang paling dicintai Allah ialah yang paling bertakwa. (HR. Ath-Thabrani dan Muslim)

Dari Mu’adz bin Jabal ra. berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman, “Wajib untuk mendapatkan kecintaan-Ku orang-orang yang saling mencintai karena Aku dan yang saling berkunjung karena Aku dan yang saling berkorban karena Aku.” (HR. Ahmad).

Sesungguhnya bagi Allah SWT ada hamba yang dihari Kiamat dipersiapkan mimbar untuk mereka, mimbar-mimbar tersebut diduduki oleh mereka/suatu kaum yang berpakaian dari nur/cahaya, dan wajah merekapun bercahaya, mereka bukan para Nabi ataupun orang-orang yang mati syahid, malahan para nabi dan para syuhadapun sangat mendambakannya/iri pada mereka. Lalu para sahabat bertanya: siapakah mereka itu ya Rasul? Jawab beliau SAW: merekalah orang-orang yang saling mencintai dan menyayangi semata karena Allah, saling berziarah (berkunjung) semata karena Allah, dan saling duduk/bergaul juga semata karena Allah SWT (HR. Thabrani dalam Al-Ausath)

Serupa dengan Hadits ini, Hadist dari Umar bin Khattab, diriwayatkan oleh Ibnu Abdil Bar dalam at-Tamhid Rasulullaah shalallaahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Allah mempunyai hamba-hamba yang bukan nabi & bukan syuhada, tapi para nabi & syuhada tertarik oleh kedudukan mereka di sisi Allah.”

Para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, siapa mereka & bagaimana amal mereka? Semoga saja kami bisa mencintai mereka.”

Rasulullaah shalallaahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Mereka adalah suatu kaum yang saling mencintai dengan karunia dari Allah. Mereka tidak memiliki hubungan nasab & tidak memiliki harta yang mereka kelola bersama. Demi Allah mereka adalah cahaya & mereka kelak akan ada di atas mimbar-mimbar dari cahaya. Mereka tidak merasa takut ketika banyak manusia merasa takut. Mereka tidak bersedih ketika banyak manusia bersedih”

Kemudian Rasulullaah Shalallaahu’ alaihi wassalam membacakan firman Allah, “Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati” (QS Yunus :62)
Hal yang harus diperhatikan oleh orang yang saling mencintai karena Allah adalah untuk terus melakukan evaluasi diri dari waktu ke waktu. Adakah sesuatu yang mengotori kecintaan tersebut berasal dari berbagai kepentingan duniawi? Segala sesuatu untuk Allah akan berlangsung terus-menerus, permanen, sedangkan segala sesuatu untuk diri sendiri bersifat sementara. Oleh sebab itu ambillah yang permanen, jangan yang bersifat sementara.

Cinta adalah anugerah yang paling berharga yang diberikan oleh Allah kepada kita melalui Rasulullah SAW. Pada saat kalian memberikan cinta kepada seseorang berarti kalian memberikan sesuatu yang paling berharga yang kalian miliki.

Berikanlah cinta itu kepada Allah, karena Allah, agar menjadi permanen. Jika kalian memberi cinta yang sifatnya sementara, itu berarti munafiq, dan sesungguhnya Allah akan menguji kalian dengan cinta kalian.

Cinta yang dijalin karena kepentingan duniawi tidak mungkin bisa langgeng. Bila manfaat duniawi sudah tidak diperoleh biasanya mereka dengan sendirinya berpisah, bahkan mungkin bermusuhan.

Berbeda dengan cinta yang dijalin karena Allah, tidak ada maksud dan tujuan kecuali Allah dan tidak mengharapan balasan kecuali dari Allah, mereka akan menjadi saudara yang saling mengasihi dan saling membantu, persaudaraan itu tetap akan berlanjut hingga di negeri Akhirat.

Allah berfirman, artinya, “Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.” (QS/Qur’an Surat Az-Zukhruf: 67)

“Ya Allah, anugerahilah kami hati yang bisa mencintai teman-teman kami hanya karena mengharap keridhaan-Mu. Amin.” (Doa Ibnu Umar)

Dan konon ada pula sebuah pertanyaan seorang Ustadz (guru agama) pada seorang Santri muda:

“Apakah sama perasaan pandanganmu ketika melihat seorang gadis cantik dibandingkan dengan seorang nenek keriput peot?”
“Beda!” jawabnya polos.
“Di situlah kesalahannya” jawab Ustadz tadi, “Mestinya, jika kamu memandang nenek-nenek itu, ada terbesit kekaguman bahwa mungkin sekali nenek ini dulunya cantik, dan apapun juga, ia adalah ciptaan Allah, maka alangkah indahnya ciptaan Allah. Mereka adalah ciptaan Allah, Tuhan yang pantas kau cintai, dan kau cintai pula makhlukNya, dengan jalanNya. Untuk apa mengagumi ciptaan Allah dengan bermaksiat kepada NYA, memandang lawan jenis dengan perasaan berdosa?”

Pokok ibadah, menurut Imam Ibnu al Qayyim, adalah cinta kepada Allah, bahkan mengkhususkan hanya cinta kepada Allah semata. Jadi, hendaklah semua cinta itu hanya kepada Allah, mencintai sesuatu itu hanyalah karena Allah dan berada di jalan Allah.

Cinta sejati adalah bilamana seluruh dirimu akan kau serahkan untuk Allah, hingga tidak tersisa sama sekali untukmu (lantaran seluruhnya sudah engkau berikan kepada Allah) dan hendaklah engkau cemburu (ghirah), bila ada orang yang mencintai Allah melebihi cintamu kepada-Nya.

Cinta adalah fitrah yang diberikan Allah kepada manusia. Cinta adalah ketertarikan kepada sesuatu karena keindahan dan manfaatnya, yang membuat seseorang ingin menguasai atau memiliki yang dicintainya itu.

Yang umum dialami oleh manusia dalam perjalanan hidupnya adalah cinta antara laki-laki dan perempuan, karena itulah Allah SWT menciptakan Hawa sebagai pendamping Adam AS, Allah memberikan rasa cinta kepada keduanya, sehingga ketika keduanya terpisah, mereka saling mencari satu sama lain, untuk kemudian bertemu dan hidup bersama. Cinta ini diiringi oleh hawa nafsu, yang juga adalah naluri kemanusiaan.

Suatu teladan tentang pengendalian cinta dan hawa nafsu ini diabadikan oleh Allah SWT dalam Al Quran surat Yusuf. Istri sang penguasa Mesir saat itu tertarik oleh Nabi Yusuf AS dikarenakan ketampanannya, demikian pula sebaliknya. Dan ketika hawa nafsu mendorong mereka untuk berbuat lebih jauh, maka Nabi Yusuf memohon perlindungan kepada Allah SWT agar tidak sampai berbuat zalim.

Firman Allah SWT dalam Al Quran Surat Yusuf (24): “Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf pun bermaksud melakukannya pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.”

Cinta yang dikaruniakan Allah kepada seorang laki-laki dan perempuan adalah juga tuntunan naluri untuk memilih pasangan hidup. Walaupun ada yang memilih untuk lebih dulu memilih pasangan hidup baru menumbuhkan cinta itu di dalam mahligai pernikahan, apapun pilihannya, niatkanlah pernikahan ini sebagai ibadah karena ketaqwaan dan kecintaan kita kepada Allah SWT.

Kebanyakan kita, secara bercanda atau tidak, mengganggap pernikahan ini identik dengan melegalkan suatu perbuatan yang tadinya dilarang, berhubungan dengan hawa nafsu tadi, sehingga tidak jarang untuk mencapai tujuan duniawi tersebut seseorang hingga menzalimi diri orang lain bahkan mengorbankan iman dan aqidahnya. Jika demikian, pantaskah kita menjalani pernikahan itu dengan mengharap keridhaanNya?

Ingatlah firman Allah SWT dalam Al Quran surat Ali Imran (14):

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita, anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah lading. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).”

Imam Ibnu al Qayyim membagi perasaan cinta laki-laki kepada perempuan:

1.Mencintai wanita dengan maksud ketaatan dan taqarrab (mendekat) kepada Allah. Ini merupakan cinta kepada istri yang dimiliki, cinta yang bermanfaat dan menghantarkan pada tujuan yang disyariatkan Allah dan pernikahan, DAPAT MENAHAN PANDANGAN MATA DAN HATI UNTUK MELIRIK WANITA SELAIN ISTRINYA. Orang semacam ini dipuji di sisi Allah dan di tengah manusia.

2. Cinta yang dibenci Allah dan menjauhkan dari Rahmatnya. Cinta kepada yang tidak dicintai Allah, dan ini yang berbahaya, dapat mengancam agama dan dunianya. Siapa yang memiliki ini dia hina dihadapan Allah. Mengobatinya dengan memohon pertolongan kepada Allah yang membolak balikan hati. Sibuk mengingatNYA, mengganti cinta itu dengan cinta hanya padaNYA.

3. Cinta yang mubah (tak ada manfaat bayak, lebih baik tidak). Cinta yang datang tiba-tiba, seperti mencintai wanita cantik, atau yang sifat si perempuan ceritakan kepadanya atau dilihat secara tidak sengaja. Yang paling bermanfaat adalah dengan membuang jauh-jauh cinta itu dengan hal yang lebih bermanfaat. Menjaga kehormatan diri dan sabar dalam menghadapi ujian cinta ini. Sehingga dengannya Allah memberi pahala. walau harus bertarung dengan hati. Obatnya hanya: pertama berpuasa (termasuk puasa pandangan, perasaan, pikiran, dll dari nafsu), kedua menikah dengan yang dicintainya.

Wallahu’alam bis shawab. Astaghfirullah al azhiim.

Wassalaamu’alaikum W W. – Abu Taqi Machicky Mayestino

Kebanyakan istri beranggapan bahwa mereka berhak atas cinta suaminya. Anggapan ini tidak sepenuhnya salah, karena memang salah satu pilar tegaknya sebuah rumah tangga bahagia adalah adanya mawaddah (cinta) antara suami istri. Tetapi patut direnungkan, bahwa cinta tidak datang dengan sendirinya, dan ketika ia hadir, tidak ada yang dapat menjamin ia akan menetap selamanya. Apa artinya ini? Ya, artinya adalah bahwa cinta memerlukan usaha! Jika ingin suami selalu cinta kepada Anda, Anda tidak boleh hanya diam dan berkata, “lho, dia kan suami saya, otomatis dia mencintai saya dong! Kalau tidak, ngapain dia memilih saya untuk jadi istrinya?”

Bahwa suami mencintai Anda karena Anda adalah istrinya memang betul, tetapi apakah Anda yakin cintanya selalu ada dan terus ada selamanya? Banyak perempuan yang tidak merasa yakin, setelah menjalani kehidupan rumah tangganya sekian tahun, apakah suami saya masih mencintai saya seperti dulu? Karena itu, berhentilah bersikap pragmatis, berusahalah membuat suami Anda selalu cinta, bahkan dari hari ke hari semakin bertambah cinta kepada Anda!

Sebelum membicarakan cara membuat suami selalu cinta, ada satu hal yang menjadi inti persoalan dan tidak boleh dilupakan, yaitu bahwa cinta adalah anugerah yang diberikan Allah kepada hamba-hambaNya, dan inilah yang disebut cinta yang hakiki atau cinta sejati. Allah-lah pemilik cinta, Allah-lah yang menjadikan cinta antara suami-istri. “Dan diantara ayat-ayatNya adalah diciptakanNya untukmu istri-istri dari jenismu sendiri agar kamu merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS Ar-Ruum:21).

Karena itu, diatas segala-galanya, seorang istri yang ingin selalu dicintai suaminya hendaknya menyadari bahwa jurus yang paling penting dan efektif untuk meraih itu adalah dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Bagaimana caranya? Yaitu dengan berusaha sekuat tenaga untuk mentaati dan menjalankan perintahNya serta menjauhi laranganNya. Dengan kata lain, dengan cara berusaha menjadi seorang muslimah shalihah. Harm bin Hayyan, seorang ulama di masa Khalifah Umar bin Khattab ra berkata, “Tiada seorang hamba yang mendekatkan dirinya kepada Allah SWT, melainkan Allah akan mendekatkan hati orang-orang mukmin kepadanya, dan istri yang senantiasa mendekatkan dirinya kepada Allah, maka Allah akan mendekatkan hati suaminya kepadanya sampai ia mendapatkan cintanya.”

<<<= Enam Saran Agar Suami Selalu Cinta =>>

Berusaha dengan tulus dan ikhlas ‘menyerahkan hidupnya’ untuk berbakti kepada suami sambil berharap pahala Allah. Potensi yang dimilikinya, kedudukannya di masyarakat dan kesibukannya beraktivitas diluar rumah tidak membuat dirinya terlena dan lupa bahwa ia memiliki peluang meraih syurga Allah dengan berbakti kepada suaminya. “Apabila seorang perempuan menunaikan shalat, puasa, memelihara kemaluannya dan berbakti, mentaati suaminya, dia akan masuk syurga.” (HR al-Bazzar). Istri seperti ini memiliki nilai yang tinggi di mata suaminya dan akan selalu dicintai suaminya.

Berusaha untuk menjadi perempuan yang bersahaja dalam nafkah. Tidak banyak menuntut, menerima dengan rasa syukur betapapun sedikitnya pemberian suami, dan tidak berlebihan dalam membelanjakan nafkah yang diberikan suami. Bila Anda sanggup selalu bersikap seperti ini, cinta suami akan selalu tercurah untuk Anda.

Sederhana dalam penampilan. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa umumnya laki-laki tidak menyukai perempuan yang berpenampilan seronok dengan wajah penuh riasan tebal, sebaliknya kesederhanaan lebih menarik bagi mereka karena menurut mereka lebih memancarkan kecantikan perempuan. Tetapi ini tentu saja relatif, karena itu, kenali kecenderungan suami Anda, apakah ia menyukai penampilan yang wah atau yang sederhana? Kemudian setiap bersamanya, sesuaikan penampilan Anda dengan kecenderungannya itu. “Sebaik-baik perempuan adalah yang menyenangkanmu bila engkau memandangnya, mentaatimu bila engkau perintahkan dan menjaga dirinya dan hartamu bila engkau tidak di rumah” (HR Thabrani).

Berusaha untuk selalu sabar dan tidak menyakiti hati suami. Adanya perselisihan atau perbedaan pendapat diantara suami istri terkadang dapat memicu terjadinya pertengkaran kecil atau besar. Bila Anda menghadapi keadaan ini, ingatlah, Anda sedang berhadapan dengan seseorang yang Allah berikan kepadanya hak yang sangat besar atas diri Anda. “Seorang perempuan belum dianggap menunaikan hak Tuhannya sehingga ia menunaikan hak suaminya.” (HR Ibnu Majah).

Karena itu apapun yang bergejolak dihati Anda, berusahalah untuk tetap sabar dan menahan diri untuk tidak menyakiti hati suami Anda. “Tidaklah seorang perempuan menyakiti hati suaminya di dunia, melainkan bidadari calon istrinya (di akhirat) berkata, “Janganlah engkau sakiti dia, Allah membencimu. Sesungguhnya dia disisimu hanya sementara waktu, dan akan berpisah darimu untuk berkumpul dengan kami.” (HR Ahmad).

Percayalah, istri yang mampu bersikap seperti ini akan selalu dicintai suaminya.

Dapat mendampingi suami dalam suka dan duka. Roda kehidupan selalu berputar, kadang manusia mengalami saat-saat yang menggembirakan dimana kehidupan berjalan sesuai dengan harapan. Adakalanya manusia mengalami hal yang sebaliknya. Nah, apapun keadaan yang dialami suami Anda, berusahalah menjadi pendampingnya yang setia. Disaat suka menjadi pengingat agar suami tidak terlena, disaat duka menjadi pelipur lara.

Berusaha untuk menjadi partner yang menyenangkan di kamar tidur. Banyak perempuan masih merasa malu untuk bersikap agresif meski kepada suaminya sendiri. Ini karena adanya anggapan bahwa perempuan yang agresif terkesan murahan dan tidak terhormat. Tentu saja anggapan ini tidak berlaku untuk seorang istri yang agresif kepada suaminya sendiri. Belajarlah cara dan teknik menyenangkan suami di tempat tidur dan Anda akan mendapati suami selalu melimpahkan cintanya untuk Anda!

Selamat mencoba!

Tulisan ini pernah dimuat dalam Majalah Safina No.10 Tahun I, Januari 2004

KUNCI utama rumah tangga bahagia adalah adanya saling cinta dan kasih sayang antara suami dan istri. Sang suami akan menghargai dan memberikan segenap cinta dan kasih sayang kepada istrinya, jika kaum wanita pun memberikan cinta dan penghargaan kepada suaminya. Demikian pula sebaliknya.

Agar istri tidak kehilangan rasa cinta dan rasa hormat suaminya, maka seorang istri harus mengetahui dan menjauhi sifat-sifat wanita yang dibenci suami. Di antara sifat-sifat tersebut yang paling menonjol, sebagaimana ditulis Shabah Sa’id dalam bukunya Az-Zaujah Al-Mubdi’ah wa Asrar Al-Jamal, antara lain:

1. Istri yang sibuk dengan dirinya sendiri.

Istri seperti ini biasanya menjauhi segala urusan suami, dan lebih mementingkan urusan serta kegemarannya sendiri. Pada dasarnya, istri seperti ini merasa nyaman setiap kali dia bisa menyendiri, serta bisa menjaga segala apa yang dia dengar, dia lihat, dan dia sentuh untuk diri sendiri. Boleh jadi hal ini merupakan akibat adanya penyakit psikis yang membutuhkan penanganan lebih lanjut.

…Istri seperti ini adalah istri yang mengabaikan eksistensi suaminya. Karena dia selalu tidak meminta saran suaminya, atau tidak melibatkannya dalam urusan keluarga…

2. Istri yang suka mendominasi.

Istri seperti ini adalah istri yang mengabaikan eksistensi suaminya. Karena dia selalu tidak meminta saran suaminya, atau tidak melibatkannya dalam urusan keluarga. Dia senantiasa menjalankan sendiri segala urusan keluarga dan urusan rumah dengan tanpa memandang pendapat suami.

Di sini, seorang suami akan merasa bahwa jati dirinya telah hilang, sebab yang bisa dia lakukan untuk kebaikan rumah atau anak-anaknya hanya menyerah saja, atau mengabaikan keberadaan dirinya. Pria semacam ini, jika tidak memisahkan dirinya dari istri seperti itu, bisa jadi dia akan berusaha mencari, atau mendapatkan apa yang dia inginkan selama ini dari wanita lain.

3. Istri yang gemar berdusta.

Salah satu hal yang mesti dimiliki dalam hubungan pernikahan adalah unsur kejujuran dalam segala hal. Ini mengingat, kejujuran merupakan salah satu pilar ketenteraman dan kebahagiaan. Di luar sana terdapat banyak wanita yang gemar berdusta. Mereka menjadikan dusta sebagai hobi atau sebagai dalih karena takut sesuatu. Namun apa pun alasannya, dusta dan tipu daya adalah dua hal yang paling dibenci kaum pria. Meskipun terkadang seorang pria menerima tindakan dusta dari istrinya karena satu atau lain hal, namun penerimaan seorang suami terhadap sifat buruk itu biasanya disertai dengan pandangan meremehkan.

Ta’aruf atau Pacaran?

Posted: May 1, 2010 in cinta dan islam

Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga). [QS. An-Nur:26]

Perasaan tidak bisa di bohongi, pasti setiap insan maunusia ingin merasakan mencintai dan di cintai, tapi ingat jangan melebihi kecintaan kita kepada Allah dan Rasulullah.

Jadikanlah cinta kita kepada insan manusia karena Allah.

Dari Anas bin Malik ra mengatakan, Aku sedang duduk2 di sisi Rasulullah SAW. tiba2 seorang laki2 lewat. Seseorang dari yang sedang duduk bersama Rasulullah SAW. mengatakan, “Ya Rasulullah saw. aku mencintai orang itu”. Rasulullah SAW mengatakan, “Sudahkah kamu menyatakannya kepadanya?” Orang itu menjawab, “Belum.” Kata Rasulullah SAW., “Bangunlah dan nyatakanlah kepadanya.” Maka orang itu bangkit menuju ke arahnya seraya mengatakan, “Uhibbuka fillah (aku mencintaimu karena Allah).” Orang itu menjawab, “Ahabbakal-ladzi ahbatani lahu” (semoga mencintaimu pula (Allah) Yang karena-Nya kamu mencintaiku).” ( Hadits riwayat Imam Ahmad ).

Coba di renungkan bukankah suatu kesia-sian saja berjalan bersama orang yang belum tentu 100% menjadi pasangan kita bagaimana mungkin bisa meyakinkan bahwa orang yang saat ini berjalan bersama kita memiliki komitmen untuk tetap ‘setia’ sampai ke jenjang pernikahan, sudah sekian tahun berpacaran ternyata wacananya hanya sebatas curhat-curhatan dan take and give yang tak berdasar, tidak meningkat pada satu tindakan menikah.

Apakah ada pacaran dalam Islam, Islam mengenalnya dengan proses ta’aruf, pacaran ada setelah akad nikah terucap.

Perbedaan ta’aruf dengan pacaran

Dalam pacaran, mengenal dan mengetahui hal-hal tertentu calon pasangan dilakukan dengan cara yang sama sekali tidak memenuhi kriteria sebuah pengenalan. Ibarat seorang yang ingin membeli mobil second, tapi tidak melakukan pemeriksaan, dia cuma memegang atau mengelus mobil itu tanpa pernah tahu kondisi mesinnya. Bahkan dia tidak menyalakan mesin atau membuka kap mesinnya. Bagaimana mungkin dia bisa tahu kelemahan dan kelebihan mobil itu.

Sedangkan ta’aruf adalah seperti seorang montir mobil yang ahli memeriksa mesin, sistem kemudi, sistem rem, sistem lampu dan elektrik, roda dan sebagainya. Bila ternyata cocok, maka barulah dia melakukan tawar-menawar. Ketika melakukan ta’aruf, seseorang baik pihak pria atau wanita berhak untuk bertanya yang mendetil, seperti tentang penyakit, kebiasaan buruk dan baik, sifat dan lainnya. Kedua belah pihak harus jujur dalam menyampaikannya. Karena bila tidak jujur, bisa berakibat fatal nantinya. Namun secara teknis, untuk melakukan pengecekan, calon pembeli tidak pernah boleh untuk membawa pergi mobil itu sendiri.

Proses Ta’aruf

Dalam upaya ta’aruf dengan calon pasangan, pihak pria dan wanita dipersilakan menanyakan apa saja yang kira-kira terkait dengan kepentingan masing-masing nanti selama mengarungi kehidupan. Tapi tentu saja semua itu harus dilakukan dengan adab dan etikanya. Tidak boleh dilakukan cuma berdua saja. Harus ada yang mendampingi dan yang utama adalah wali atau keluarganya. Jadi, ta’aruf bukanlah bermesraan berdua, tapi lebih kepada pembicaraan yang bersifat realistis untuk mempersiapkan sebuah perjalanan panjang berdua.

Dalam proses ta’aruf kita butuh seorang informan, Syarat Seorang Informan.

Untuk mengetahui akhlak akhawat/ikhwan, tentu kita harus menanyakannya kepada orang lain. Ini dikarenakan kita tidak mengenal baik akhawat/ikhwan tersebut. Lalu kepada siapakah kita bertanya? Tanyakanlah kepada orang-orang terdekatnya. Namun orang yang terdekat ini bukanlah sembarang orang. Di bawah ini adalah tips dari Umar bin Khattab untuk mengetahui apakah orang tersebut benar-benar mengenal akhwat/ikhwan yang dimaksud. Yaitu :

1. Ia sudah melakukan mabit atau safar dengan akhwat tersebut sehingga mengetahui persis akhlaknya.

2. Ia sudah melakukan hubungan finance (muamalah) dengan akhwat tersebut sehingga dapat terlihat apakah ia amanah.

3. Ia sudah menyaksikan akhwat tersebut menahan amarah karena ketika orang marah akhlak aslinya akan terlihat, baik ataukah buruk.

Tujuan ta’aruf

Ta’aruf adalah media syar`i yang dapat digunakan untuk melakukan pengenalan terhadap calon pasangan. Sisi yang dijadikan pengenalan tidak hanya terkait dengan data global, melainkan juga termasuk hal-hal kecil yang menurut masing-masing pihak cukup penting. Misalnya masalah kecantikan calon istri, dibolehkan untuk melihat langsung wajahnya dengan cara yang seksama, bukan cuma sekedar curi-curi pandang atau ngintip fotonya. Justru Islam telah memerintahkan seorang calon suami untuk mendatangi calon istrinya secara langsung face to face, bukan melalui media foto, lukisan atau video.

Karena pada hakikatnya wajah seorang wanita itu bukan aurat, jadi tidak ada salahnya untuk dilihat. Khusus dalam kasus ta’aruf, yang namanya melihat wajah itu bukan cuma melirik-melirik sekilas, tapi kalau perlu dipelototi dengan seksama. Periksalah apakah ada jerawat numpang tumbuh di sana. Begitu juga dia boleh meminta diperlihatkan kedua telapak tangan calon istrinya. Juga bukan melihat sekilas, tapi melihat dengan seksama. Karena telapak tangan wanita bukanlah termasuk aurat.

Manfaat Ta’aruf

Selain urusan melihat fisik, ta’aruf juga harus menghasilkan data yang berkaitan dengan sikap, perilaku, pengalaman, cara kehidupan dan lain-lainnya. Hanya semua itu harus dilakukan dengan cara yang benar dan dalam koridor syariat Islam. Minimal harus ditemani orang lain baik dari keluarga calon istri atau dari calon suami. Sehingga tidak dibenarkan untuk pergi jalan-jalan berdua, nonton, boncengan, kencan, nge-date dan seterusnya dengan menggunakan alasan ta’aruf. Janganlah ta’aruf menjadi pacaran, sehingga tidak terjadi khalwat dan ikhtilath antara pasangan yang belum jadi suami-istri ini.

Istikharah

Jangan lupa istikharah untuk mendapatkan kemantapan. Seperti sebuah bait puisi, “Bariskan harapan pada istikharah sepenuh hati ikhlas. Relakan Allah pilihkan untukmu. Pilihan Allah tak selalu seindah inginmu, tapi itu pilihan-Nya. Tak ada yang lebih baik dari pilihan Allah. Mungkin kebaikan itu bukan pada orang yang terpilih itu, melainkan pada jalan yang kaupilih. Atau mungkin kebaikan itu terletak pada keikhlasanmu menerima keputusan Sang Kekasih Tertinggi. Kekasih tempat orang-orang beriman memberi semua cinta dan menerima cinta.”

Apakah islam mebuat pusing diri kita atas segala peraturannya, atau malah sebaliknya Islam itu membuat hidup kita terarah dan lebih rapih?